Minggu, 10 Juni 2012


WADUK

A.    Pengertian waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Pada dasarnya bendungan adalah kontruksi bangunan yang digunakan untuk menampung air. Hasil tampungan air berupa genangan itulah yang dinamakan waduk. Waduk/Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan waduk juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diperlukan secara bertahap atau berkelanjutan.
B.     Komponen-komponen waduk
Waduk terdiri dari beberapa komponen yaitu:
1.      Badan waduk adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. waduk umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.
2.      Pondasi (foundation) adalah bagian dari waduk yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan/waduk.
3.      Pintu air (gates) yaitu digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup.
4.      Bangunan pelimpah (spill way) adalah untuk mengendalikan tinggi air pada waktu saat terjadinya banjir, dimana pengendalian spillway ini yakni dengan mengatur kedudukan pintunya. Pada saat terjadi hujan dengan curah yang tinggi, maka kemungkinan permukaan air untuk itu guna menghindari meluapnya air yang tinggi tersebut maka dapat diatasi dengan membuka pintu spillway agar kedudukan air pada waduk dalam keadaan stabil. Selain itu spillway juga berfungsi mengurangi banyak sedimen yang masuk ke dalam waduk dengan cara yang sama yakni mengatur buka dan tutupnya pintu air spillway.
5.      Kanal (canal), Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.
6.      Reservoir Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.
7.      Drainage gallery Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

C.    Tipe Waduk
Menurut Dirjen Pengairan Depertemen Pekerjaan Umum, waduk dapat dibedakan menjadi lima tipe berdasarkan bentuk dasarnya yaitu; (Ensiklopedi PU dan Kantor Mentri Negara Pekerjaan Umum, 1995):
1.                  Waduk urugan tanah
Waduk ini dibangun dengan cara meenimbun tanah, pasir dan kerikil dalam posisi tertentu untuk membatasi suatu lembah, dalam potongan melintang waduk memiliki bentuk dasar segitiga dengan perbandingan kemiringan lereng disisi hulu dan hilir sama yaitu 18 derajat Dinding sebelah hulu berfungsi sebagai penahan gelombang sedangkan dinding sebelah hilir harus cukup kuat menahan erosi air hujan dan air bawah waduk. Waduk Urugan Tanah memiliki beberapa keuntungan antara lain bahan pembuatannya selalu tersedia disekitar waduk pengerjaannya. membutuhkan biaya kecil dan waktu yang cepat, dan pembangunannyadapat dilakukan pada semua kondisi geologi dan geografi yang ada.
Berdasarkan penempatannya dan susunan bahan pembentukan tubuh waduk urugan tanah dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu; waduk urugan homogen, wadu urugan zonal dan waduk urugan bersekat. Waduk urugan homogen yaitu dibangun dari bahan sejenis dengan gradisi butir yang seragam. Waduk ini berfungsi sebsgai bangunan penyangga waduk dan penahan renbesan air. Waduk Urugan zonal yaitu dibangun dengan menyusun  timbunan bahan bangunan dengan gradasi yang berbeda-beda dalam lapisan tertentu, terdiri dari dua bagian yaitu bagian lulus air dan bagian kedap air. waduk urugan bersekat yaitu dibangun dengan melapiskan sekat kedap air (lembaran baja tahan karat aspal beton plastik tebal) pada bagian muka sebelah hulu waduk.
2.                  Waduk Urugan Batu
Waduk ini ddibangun dari urugan batu-batu besar yang ditumpuk di atas pondasi yang cukup kuat. Waduk urugan batu biasa dibangun dengan kemiringannya sekitar 36 derajat. Pembangunan waduk ini menggunakan dua metode yaitu metode uragan gilas dan metode uruga hidraulik. Metode urugan gilas adalah dilakukan dengan mesin tumpuk untuk mendapatkan bahan-bahan penyusun waduk. Sedangkan Metode urugan hidraulik adalah dilakukan dengan melewatkan material-material penyusun dalam pipa-pipa berkatup yang didorong dengan kekuatan hidraulik.
3.                  Waduk Gravitasi
Waduk Gravitasi dibangun lurus atau hampir lurus permukaan bagian hulunya. Secara keseluruhan waduk gravitasi dibuat dari batuan besar atau beton yang tahan terhadap tekanan air diwaduk penyimpanan. waduk ini pada dasarnya mengandalkan berat konstruksinya untuk melawan tekanan air dari waduk penyimpanan.
Pembangunan waduk ini harus direncanakan sangat matang agar cukup seimbang dan stabil agar tidak terguling atau bergeser secara horizontal ketika menerima tekanan air yang sangat besar, dapat menahan kekuatan reaksi pondasi, serta dapat menahan tekanan lumpur dan rembesan air dibawah waduk.
4.                  Waduk Penompang
Dibangun dengan senggaan sederetan penompang. Struktur utama waduk ini adalah permukaan sebelah hulu yang kedap air dan deretan rangkaian penompang yang menyangga badan waduk. Rangkaian penompang ini menerima tekanan air dan berat struktur untuk diteruskan menuju pondasi. Bagian hulu waduk ini memiliki kemiringan sebesar 45 derajat. Penompang waduk ini terbentuk dari deretan dinding berbentuk segitiga yang berjajar disepanjang waduk dengan jarak tertentu sesuai dengan kebutuhan.
5.                  Waduk busur
Permukaan sebelah hulu Waduk Busur dibangun berbentuk kurva dari tepi ketepi dengan lengkungan kearah waduk penyimpanan. Kontruksi lengkung waduk ini mampu meneruskan tekanan air menuju ke dua ujung tepi waduk dan meneruskannya menuju pondasi. Waduk Busur dibuat dari beton sebagai pilihan terbaik untuk lembah berbentuk U dan V. bentuk busur memberikan kekuatan dan kestabilan pada waduk sehingga dengan lebar dan tinggi yang sama dengan waduk gravitasi, waduk busur ini hanya sedikit membutuhkan material.

D.     Fungsi dan Manfaat  waduk
Pembangunan suatu waduk disesuaikan dengan kepentingan tertentu, masing-masing waduk memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
1.      Penampung air mencegah banjir dan menanggulangi kekeringan baik berasal dari aliran sungai maupun hempasan dari air hujan. Air yang ditampung menjadi sumber air manusia, hewan dan tumbuhan. Waduk juga berfungsi untuk mengatur sistem hidrologi yaitu dengan menyeimbangkan aliran air antar hulu dan hilir sungai serta memasok air ke kantong-kantong air lain seperti ekuife4 (air tanah), sungai dan persawahan.
2.      Mengatur iklim makro keberadaan waduk, dan juga berfungsi dalam pengendalian iklim mikro. Air yang tertampung dalam waduk menyerap panas pada siang hari, sehingga suhu udara disekitar waduk tidak terlalu tinggi.
3.      Habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan, ekosistem waduk yang pada dasarnya sama dengan ekosistem danau alami merupakan habitat berbagi jenis sumberdaya hayati baik tumbuhan maupun tumbuhan. Berbagai jenis ikan, tumbuhan air, plakton, mamalia, burung air, reptilia, serangga dan amfibi hidup berkembang biak serta mencari makan diekosistem waduk.


Pembangaunan waduk merupakan salah satu upaya dalam pengelolaan konservasi sumber daya air. Adapun manfaat dari keberadaan waduk adalah sebagai berikut
1.      Penyediaan air baku penduduk yaitu dapat dijadikan cadangan ketersediaan air bagi penduduk ketika musim kemarau telah tiba.
2.      Suplay air irigasi daerah persawahan yaitu Lahan pertanian membutuhkan air secara terus menerus. Ketersediaan air yang melimpah menjadikan tanaman dapat supply air dan tidak hanya mengandalkan dari datangnya hujan.
3.      Pengendalian banjir  melalui bendungan maka laju air dapat dikendalikan sebagai upaya pengendalian banjir di hilir bendungan.
4.      Pengembangan pariwisata yaitu Keberadaan bendungan/waduk sangat berpotensi dalam pengembangan pariwisata yang berujung pada peningkatan Pendapatan Asli daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
5.      Suplay air untuk kegiatan industri membutuhkan air baku yang relatif banyak. Oleh karena itu dapat merangsang investor untuk mendirikan industri.

E.     Kendala Dalam Pengelolaan Waduk
Pengelolaan sumber daya air di dalam waduk/ tertuang dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang terdiri dari 3 komponen yaitu konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air. Namun pada kenyataannya konservasi sumber daya air masih jauh dari harapan malah semakin rusak baik kualitas maupun kuantitasnya. Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air waduk antara lain :
1.      Banyaknya instansi yang terkait dalam melakukan pengelolaan DAS waduk yaitu setiap instansi lebih mementingkan ego sektoralnya daripada upaya konservasinya.
2.      Banyaknya instansi yang terkait dalam pemanfaatan air waduk sehingga menimbulkan konflik kepentingan
3.      Perbedaan batas ekologis dan administratif, sehingga ada keengganan  pemerintah tempat berlokasinya waduk untuk melakukan konservasi.
4.      Masih lemahnya kapasitas kemampuan instansi pengelola dalam melakukan konservasi.
5.      Kurangnya pemahaman dan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan, untuk melakukan konservasi bagi penduduk yang ada di sekitar DAS atau penduduk di sekitar waduk.
F. Dampak Pembuatan Waduk
                  Dampak pembangunan waduk terhadap lingkungan hidup sangat besar dan kompleks. Dampak pembangunan waduk dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu: 1. Perubahan kondisi fisika, kimia dan geomorfologi lingkungan sebagai konsekuansi pembendungan sungai serta perubahan distribisi dan kecepatan aliran sungai; 2. Perubahan produktifitas primer, termasuk ekostim sungai dan tanaman tepian sungai serta ekosistem-ekosistem di sebelah hilir waduk (seperti dataran banjir); 3.  Perubahan terhadap fauna seperti ikan sebagai dampak turunan dan dampak tingkat 1 dan dampak tingkat 2. Contoh nyata dari dampak negatif pembangunan waduk terhadap lingkungan adalah lekapnya jenis-jenis ikan asli di sunagi Citarum setelah pembangunan waduk jatilihur dari 20 jenis yang semula ada, menjadi tinggal 8 jenis.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar