Minggu, 10 Juni 2012

“Introduksi Teknologi bagi Masyarakat Pesisir yang Menggunakan Alat Tangkap Bubu untuk Peningkatan Usaha Nelayan dan Pendapatan “


TUGAS
METODE PENANGKAPAN IKAN


 
OLEH :
MUHAMMAD ILHAM
I1A1 10 049
MSP A


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALULEO
KENDARI
2012


            Teknologi bubu besi sudah dilakukan di beberapa negara di dunia. Menurut Martasuganda (2003), teknologi penangkapan ikan dengan menggunakan bubu banyak dilakukan hampir diseluruh dunia mulai dari skala kecil, menengah sampai dengan skala besar. Perikanan bubu skala kecil dan menengah umumnya ditujukan untuk menangkap kepiting, udang, keong dan ikan dasar di perairan yang tidak begitu dalam, sedangkan perikanan bubu skala menengah dan besar biasanya dilakukan di lepas pantai yang ditujukan untuk menangkap ikan dasar, kepiting, atau udang pada kedalaman 20 - 700 m. Desain bubu terbuat dari plastik, besi dan baja.
            Dari hasil penangkapan dengan bubu besi diperoleh hasil tangkapan yang dipengaruhi oleh lamanya operasi, sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain. dengan demikian dapat dikatakan bahwa banyak trip berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan dari bubu besi, jika ada kegiatan penangkapan selama beberapa kali trip dengan umpan, maka bubu akan selalu mendapatkan hasil tangkapan.

 


Pengaruh sangat nyata dari banyaknya trip terhadap jumlah hasil tangkapan. Semakin banyak trip akan menambahkan jumlah hasil tangkapan. Sebaliknya, hasil penangkapan dengan bubu bambu menghasilkan koefisien determinasi yang berarti hasil tangkapan dipengaruhi oleh perubahan dari trip, sedangkan sisanya dapat disebabkan oleh faktor lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa banyak trip berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan bubu bambu. Persamaan regresi  akan menjadi, jika ada kegiatan penangkapan selama beberapa kali trip, maka bubu akan selalu mendapatkan hasil tangkapan, namun lebih kecil dari bubu besi.
            Semakin banyak trip dengan lama operasi akan menambahkan jumlah hasil tangkapan ikan. Bubu besi lebih banyak  dimasuki ikan dibandingkan dengan bubu bambu. Hasil penelitian lapangan yang membandingkan antara bubu bambu dan bubu besi. Ternyata bubu besi mempunyai pengaruh sangat nyata dan baik dalam jumlah hasil tangkapan ikan maupun beratnya. Ini menunjukkan, bahwa bubu besi yang diintroduksikan mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan bubu bambu yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat setempat.
            Bubu besi yang telah diadopsi teknologi mengalami beberapa kelebihan dibandingkan dengan bubu bambu milik masyarakat setempat. Bubu besi secara spesifik lokasi dapat diterima
secara baik, karena memiliki beberapa ketentuan yang sesuai dengan daerah operasi bubu besi. Secara umum bubu besi dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi bubu besi selama perendaman dilaut, sampai pada penurunan dan pengangkatan serta hasil tangkapan yang ada.
            Pengoperasian bubu besi ini tentunya berbeda dengan bubu bambu, walaupun keduanya merupakan alat tangkap ikan pasif. Jika bubu bambu tanpa umpan dioperasikan satu demi satu dengan cara menyelam, maka kebalikannya bubu besi memakai umpan, diturunkan kelaut menggunakan tali dan katrol, secara berangkai. Daya tenggelam dari bubu bambu hampir tidak diketahui sama sekali, dengan bantuan beberapa pemberat yang ditutupi karang agar tidak goyang didasar, bubu bambu sangat jelas merusak habitat pada daerah karang. Untuk 1 bubu besi dengan luasan 252 cm², memiliki berat 22,5 kg dan tidak mudah untuk digoyang oleh arus dasar, sedangkan bubu bambu memiliki berat antara 5 untuk yang ukuran kecil, sedangkan ukuran besar 10 kg.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan bubu adalah ; lama operasi (trip), kedalaman, arus permukaan dan fase bulan . Dari faktor-faktor tersebut yang paling signifikan adalah lama operasi dan fase bulan, baik pada bubu besi maupun pada bubu bambu.
            Perbandingan antara bubu bambu dan bubu besi dilihat dari jumlah (ekor) dan berat (kg)  masing-masing ikan yang ditimbang. Ternyata bubu besi mempunyai pengaruh sangat nyata, baik dari hasil tangkapan jumlah (ekor) ikan yang tertangkap yang berdampak pada berat (kg). Ini menunjukkan, bahwa bubu besi yang telah diadopsi teknologi mengalami beberapa kelebihan dibandingkan dengan bubu bambu milik masyarakat setempat.
            Bubu besi secara spesifik lokasi dapat diterima secara baik, karena memiliki beberapa ketentuan yang sesuai dengan daerah operasi bubu besi. Secara umum bubu besi dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi bubu besi selama perendaman dilaut, sampai pada penurunan dan pengangkatan serta hasil tangkapan yang ada.
              
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, 2011. Alat Tangkap Kepiting Ranjungan. http://hasannautika.blogspot.com. Diakses pda tanggal 25 Mei 2012.
Mahulete, R. T., 2012. Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar untuk Mengetahui Efektivitas Penangkapan Ikan Demersal Ekonomis Penting di Klungkung Bali. http://peternakan.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 21 Mei 2012.
Thomas, 2011. Perbedaan Signifikan Bubu Besi dan Bubu Bambu. http://www.damandiri.or.id. Diakses pada tanggal 27 Mei 2012.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar