Nama : Muhammad Ilham
Stambuk
: I1A110 049
Prodi:
M S P (A)
Adaptasi dan
Fisiologi Mamalia Laut
Mamalia
laut merupakan kelompok hewan menyusui yang menggantungkan hidupnya diperairan
laut untuk tinggal atau untuk mencari makan. Klasifikasi mamalia laut terdiri
dari cetacean, sirenian dan pinniped. Untuk mengetahui hewan-hewan yang
termasuk dalam ketiga klasifikasi tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Perairan Indonesia berfungsi sebagai
daerah migrasi yang penting bagi lebih dari 30 spesies mamalia laut, terutama
di bagian timur Indonesia. Penelitian mengenai fisiologi mamalia laut khususnya
di Indonesia belum banyak dilakukan. Perkembangan fungsi tubuh mamalia laut
untuk dapat hidup dalam lingkungan perairan meliputi perkembangan adaptasi
dan fisiologi (Darmadi,
2011).
Cetacean (paus dan lumba-lumba) Sirenian (dugong) Pinniped (anjing laut)
Gambar
1. Hewan-hewan yang Termasuk Cetacea, Sirenian dan Pinniped (Suprayogi, 2007)
1).
Adaptasi Mamalia Laut
Mamalia laut mengalami adaptasi untuk dapat hidup dalam lingkungan perairan
laut. Salah satu bentuk adaptasi mamalia laut yang jelas terlihat adalah bentuk
tubuhnya yang perlahan-lahan berevolusi menjadi berbentuk streamline.
Evolusi adaptasi mamalia laut cetacea menyesuaikan bentuk tubuhnya tersaji pada
gambar 2.
Gambar 2. Evolusi Cetacea dari
Mamalia Terestrial Menjadi Mamalia Laut
Sumber : Bristol University (1996)
Selain
itu adaptasi mamalia laut khususnya cetacean memiliki cara adaptasi yang lain
yaitu terhadap temperature lingkungan, osmoregulator dan berenang.
Ø Adaptasi
Terhadap Temperatur Lingkungan
Temperatur dingin
- Lapisan lemak sebagai penangkal dingin
- Sistemcounter-curent mengurangi panas yang hilang melalui bagian-bagian yang
Temperatur dingin
- Lapisan lemak sebagai penangkal dingin
- Sistemcounter-curent mengurangi panas yang hilang melalui bagian-bagian yang
pipih
dan sirip
Temperatur panas
- Vasoladitasi (memerah)
- Pembuluh darah di kulit semakin banyak
Temperatur panas
- Vasoladitasi (memerah)
- Pembuluh darah di kulit semakin banyak
Ø Adaptasi
Osmoregulator
- Intake garam yang tinggi
- Ginjal berlobus-lobus
- Filtrasi pada area permukaan yang tinggi
- Metabolisme lemak menghasilkan air
- Ginjal mendesalinasi air laut
- Urine yang sangat klental
- Intake garam yang tinggi
- Ginjal berlobus-lobus
- Filtrasi pada area permukaan yang tinggi
- Metabolisme lemak menghasilkan air
- Ginjal mendesalinasi air laut
- Urine yang sangat klental
Ø Adaptasi
Berenang
- Blowhole yang dapat di buka tutup pada bagian atas kepala
- Alat gerak depan (flipper)
- Tidak ada alat gerak belakang (ekor)
- Tidak ada Zygapophyses ~ Tulang belakang
- Cartilaginous flukes
- Kornea tebal disertai lendir mata yang tebal juga
- Hidrodinamik ~ mengurangi gesekan (Telnoni, 2012).
- Blowhole yang dapat di buka tutup pada bagian atas kepala
- Alat gerak depan (flipper)
- Tidak ada alat gerak belakang (ekor)
- Tidak ada Zygapophyses ~ Tulang belakang
- Cartilaginous flukes
- Kornea tebal disertai lendir mata yang tebal juga
- Hidrodinamik ~ mengurangi gesekan (Telnoni, 2012).
2) Fisiologi Mamalia Laut
Ø Fisiologi Penyelaman
Mamalia laut harus menyelam dengan kedalaman beberapa ratus meter untuk
mencari mangsa berupa ikan atau cumi-cumi dalam kegelapan tanpa adanya cahaya,
mengejar, menangkap dan memakan mangsanya dan kemudian berenang kembali ke
permukaan. Semua ini dilakukan dengan sekali bernafas. Mamalia laut melakukan
mekanisme ini secara teratur, kemudian mengambil beberapa napas dan menyelam
kembali ke laut dalam. Saat mamalia laut beraktivitas di darat atau
permukaan air, sistem oksigen terbuka seperti pada mamalia darat. Aliran
oksigen dari udara bebas menuju ke paru-paru, berdifusi melalui alveoli ke
kapiler, dan ditransportasikan melalui sistem kardiovaskular ke otot skeletal
dimana oksigen digunakan dalam fosforilasi oksidatif dalam mitokondria. Pada
saat mamalia laut berada laut dalam, oksigen tidak lagi tersedia dan terdapat
tekanan hidrostatis. Perbedaan jalur oksigen pada mamalia daratan dan mamalia
laut tersaji pada gambar 3.
Gambar 3. Perbandingan volume
paru-paru dan ukuran tubuh mamalia laut dan darat Sumber : Hoelzel (2003)
Ø
Thermoregulasi
Salah satu kendala yang paling sulit bagi mamalia saat transisi dari darat
ke laut adalah thermoregulasi. Mamalia laut mengatasi tingginya kehilangan
panas saat di dalam air dengan dua cara yaitu secara fisiologis dan morfologis.
Mamalia laut dapat meningkatkan produksi panas dengan cara meningkatkan laju
metabolik sebagai kompensasi banyaknya kehilangan panas. Cara lain adalah
dengan cara meningkatkan insulasi untuk membantu menahan panas tubuh. Cara
pertama merupakan solusi jangka pendek yang cukup baik namun boros energi bila
digunakan dalam jangka panjang. Cara yang kedua merupakan cara yang terbaik
dalam jangka panjang untuk menjaga temperatur stabil dalam air. Solusi alternatif
untuk mempertahankan suhu tubuh adalah dengan cara menginsulasi tubuh. Pada
mamalia, tipe insulasi bervariasi bergantung pada derajat spesialisasi
perairan, dan tentu berubah selama transisi dari lingkungan darat ke lingkungan
perairan (Darmadi, 2011).
Ø
Osmoregulasi
Keseimbangan asupan air dan eskresi diperlukan mamalia laut untuk
mempertahankan konsentrasi dan volume yang sesuai yang terkandung dalam sel.
Proses ini disebut osmorelugasi, yang berfungsi untuk mempertahankan
konsentrasi air dan elektrolit mamalia laut agar sesuai dengan lingkungannya.
Organ primer yang berfungsi menjalankan osmoregulasi adalah ginjal. Tingginya salinitas
air laut dan tidak adanya air tawar untuk diminum merupakan kendala fisiologis
bagi sistem osmoregulasi mamalia laut, dan mempengaruhi transisi mamalia dari
daratan ke perairan laut. Sumber yang paling utama adalah air yang diminum oleh hewan. Sumber lainnya
adalah air yang terkandung dalam makanan hewan. Kebanyakan ikan dan avertebrata
mengandung 60-80% air sehingga menjadi sumber air yang baik bagi mamalia laut
yang memangsanya. Mamalia laut dapat memanfaatkan air yang terkandung dalam makanannya
sehingga tidak perlu meminum air tawar (Telnoni, 2012).
DAFTAR
PUSTAKA
Darmadi, 2011. Mamalia Air. www.darmadi’sblog,blogspot.com. diakses pada
tanggal 25 Februari 2011.
Hastie Gordon, Rosen David, dan Trites Andrew. Reductions in oxygen consumption
during dives and estimated submergence limitations of
steller sea lions (eumetopias jubatus). Marine mammal science, 23(2): 272–286
short-finned pilot whales off
Tenerife (Canary Islands). Journal of Animal Ecology 77: 936–947
Suprayogi A, et.al. 2007. Nilai normal
elektrodiagram, frekuensi jantung, respirasi dan suhu tubuh dugon-dugon. J Vet
(8) 1 : 53-61
Telnoni,
Steven, 2012. Mamalia Laut (Adaptasi Lumba-lumba). www.steventelnoni.
blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar