Minggu, 10 Juni 2012


Nama : Muhammad Ilham
Stambuk : I1A110 049
Prodi: M S P (A)
Adaptasi dan Fisiologi Mamalia Laut
            Mamalia laut merupakan kelompok hewan menyusui yang menggantungkan hidupnya diperairan laut untuk tinggal atau untuk mencari makan. Klasifikasi mamalia laut terdiri dari cetacean, sirenian dan pinniped. Untuk mengetahui hewan-hewan yang termasuk dalam ketiga klasifikasi tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Perairan Indonesia berfungsi sebagai daerah migrasi yang penting bagi lebih dari 30 spesies mamalia laut, terutama di bagian timur Indonesia. Penelitian mengenai fisiologi mamalia laut khususnya di Indonesia belum banyak dilakukan. Perkembangan fungsi tubuh mamalia laut untuk dapat hidup dalam lingkungan perairan meliputi perkembangan adaptasi dan fisiologi (Darmadi, 2011).









 






  Cetacean (paus dan lumba-lumba)            Sirenian (dugong)     Pinniped (anjing laut)
Gambar 1. Hewan-hewan yang Termasuk Cetacea, Sirenian dan Pinniped (Suprayogi, 2007)
1). Adaptasi Mamalia Laut
Mamalia laut mengalami adaptasi untuk dapat hidup dalam lingkungan perairan laut. Salah satu bentuk adaptasi mamalia laut yang jelas terlihat adalah bentuk tubuhnya yang perlahan-lahan berevolusi menjadi berbentuk streamline. Evolusi adaptasi mamalia laut cetacea menyesuaikan bentuk tubuhnya tersaji pada gambar 2.


http://dc311.4shared.com/img/Tot5Mixc/preview_html_32f043b8.png
 







Gambar 2. Evolusi Cetacea dari Mamalia Terestrial Menjadi Mamalia Laut
Sumber : Bristol University (1996)
            Selain itu adaptasi mamalia laut khususnya cetacean memiliki cara adaptasi yang lain yaitu terhadap temperature lingkungan, osmoregulator dan berenang.
Ø  Adaptasi Terhadap Temperatur Lingkungan
  Temperatur dingin
- Lapisan lemak sebagai penangkal dingin
- Sistemcounter-curent mengurangi panas yang hilang melalui bagian-bagian yang  
   pipih dan sirip
  Temperatur panas
- Vasoladitasi (memerah)
- Pembuluh darah di kulit semakin banyak
Ø  Adaptasi Osmoregulator
- Intake garam yang tinggi
- Ginjal berlobus-lobus
- Filtrasi pada area permukaan yang tinggi
- Metabolisme lemak menghasilkan air
- Ginjal mendesalinasi air laut
- Urine yang sangat klental
Ø  Adaptasi Berenang
- Blowhole yang dapat di buka tutup pada bagian atas kepala
- Alat gerak depan (flipper)
- Tidak ada alat gerak belakang (ekor)
- Tidak ada Zygapophyses ~ Tulang belakang
- Cartilaginous flukes
- Kornea tebal disertai lendir mata yang tebal juga
- Hidrodinamik ~ mengurangi gesekan (Telnoni, 2012).
2) Fisiologi Mamalia Laut
Ø  Fisiologi Penyelaman
Mamalia laut harus menyelam dengan kedalaman beberapa ratus meter untuk mencari mangsa berupa ikan atau cumi-cumi dalam kegelapan tanpa adanya cahaya, mengejar, menangkap dan memakan mangsanya dan kemudian berenang kembali ke permukaan. Semua ini dilakukan dengan sekali bernafas. Mamalia laut melakukan mekanisme ini secara teratur, kemudian mengambil beberapa napas dan menyelam kembali ke laut dalam. Saat mamalia laut beraktivitas di darat atau permukaan air, sistem oksigen terbuka seperti pada mamalia darat. Aliran oksigen dari udara bebas menuju ke paru-paru, berdifusi melalui alveoli ke kapiler, dan ditransportasikan melalui sistem kardiovaskular ke otot skeletal dimana oksigen digunakan dalam fosforilasi oksidatif dalam mitokondria. Pada saat mamalia laut berada laut dalam, oksigen tidak lagi tersedia dan terdapat tekanan hidrostatis. Perbedaan jalur oksigen pada mamalia daratan dan mamalia laut tersaji pada gambar 3.



Gambar 3. Perbandingan volume paru-paru dan ukuran tubuh mamalia laut dan darat Sumber : Hoelzel (2003)
Ø  Thermoregulasi
Salah satu kendala yang paling sulit bagi mamalia saat transisi dari darat ke laut adalah thermoregulasi. Mamalia laut mengatasi tingginya kehilangan panas saat di dalam air dengan dua cara yaitu secara fisiologis dan morfologis. Mamalia laut dapat meningkatkan produksi panas dengan cara meningkatkan laju metabolik sebagai kompensasi banyaknya kehilangan panas. Cara lain adalah dengan cara meningkatkan insulasi untuk membantu menahan panas tubuh. Cara pertama merupakan solusi jangka pendek yang cukup baik namun boros energi bila digunakan dalam jangka panjang. Cara yang kedua merupakan cara yang terbaik dalam jangka panjang untuk menjaga temperatur stabil dalam air. Solusi alternatif untuk mempertahankan suhu tubuh adalah dengan cara menginsulasi tubuh. Pada mamalia, tipe insulasi bervariasi bergantung pada derajat spesialisasi perairan, dan tentu berubah selama transisi dari lingkungan darat ke lingkungan perairan (Darmadi, 2011).
Ø  Osmoregulasi
Keseimbangan asupan air dan eskresi diperlukan mamalia laut untuk mempertahankan konsentrasi dan volume yang sesuai yang terkandung dalam sel. Proses ini disebut osmorelugasi, yang berfungsi untuk mempertahankan konsentrasi air dan elektrolit mamalia laut agar sesuai dengan lingkungannya. Organ primer yang berfungsi menjalankan osmoregulasi adalah ginjal. Tingginya salinitas air laut dan tidak adanya air tawar untuk diminum merupakan kendala fisiologis bagi sistem osmoregulasi mamalia laut, dan mempengaruhi transisi mamalia dari daratan ke perairan laut. Sumber yang paling utama adalah air yang diminum oleh hewan. Sumber lainnya adalah air yang terkandung dalam makanan hewan. Kebanyakan ikan dan avertebrata mengandung 60-80% air sehingga menjadi sumber air yang baik bagi mamalia laut yang memangsanya. Mamalia laut dapat memanfaatkan air yang terkandung dalam makanannya sehingga tidak perlu meminum air tawar (Telnoni, 2012).



DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, 2011. Mamalia Air. www.darmadi’sblog,blogspot.com. diakses pada tanggal 25 Februari 2011.
Hastie Gordon, Rosen David, dan Trites Andrew. Reductions in oxygen consumption
during dives and estimated submergence limitations of steller sea lions (eumetopias jubatus). Marine mammal science, 23(2): 272–286
short-finned pilot whales off Tenerife (Canary Islands). Journal of Animal Ecology 77: 936–947

Suprayogi A, et.al. 2007. Nilai normal elektrodiagram, frekuensi jantung, respirasi dan suhu tubuh dugon-dugon. J Vet (8) 1 : 53-61

Telnoni, Steven, 2012. Mamalia Laut (Adaptasi Lumba-lumba). www.steventelnoni. blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar