Tugas : Makalah
LIMNOLOGI
(PH, ALKALINITAS, DAN KESDAHAN)
OLEH :
MUHAMMAD ILHAM (I1A1 10 049)
MANAJEMEN SUMBER
DAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
PEMBAHASAN
A.
pH
a.
Pengertian pH
pH
adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental,
sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala
absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Tabel 1. Pengaruh pH air terhadap
komunitas biologi perairan (Effendi, 2000)
Nilai pH Pengaruh Umum
b.
Peranan
pH
Nilai pH pada suatu perairan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap organisme perairan sehingga seringkali dijadikan
sebagai petunjuk untuk menyatakan baik buruknya suatu perairan (Odum, 1971).
Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya
kesetimbangan unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersedian unsur-unsur
kimia dan dapat mempengaruhi ketersedian unsur-unsur hara yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik.
c.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pH
Tingkat pH perairan bisa tinggi atau
pun rendah dipengaruhi oleh kandungan-kandungan senyawa yang ada dalam suatu
perairan tersebut :
ü Karbon dioksida (CO2)
·
Reaktan
penting pada fotosintesis tumbuhan hijau (fitoplankton)
·
Produk terbesar dari respirasi makhluk hidup
·
Menyebabkan reaksi asam dalam air yang
menghasilkan ion hidrogen dan bicarbonat
·
CO2
+ OH-
·
Pada
fotosintesis, karbon dalam karbon dioksida diubah menjadi karbon organik dalam
bentuk gula sederhana dan melepaskan molekul O2
·
Sedangkan
pada respirasi , gula (karbon organik) dioksidasi menjadi CO2 dan H2O
·
Pada
malam hari respirasi terus berlangsung sedangkan fotosintesis berhenti sehingga
konsentrasi CO2 naik. Akibatnya pH siang hari naik mencapai dan turun
pada malam hari.
·
CO2
yang terdifusi ke dalam air sangat sedikit, karena kosentrasi di atmosfer sangat
kecil, meskipun demikian kelarutan CO2 dalam air cukup tinggi.
ü Bicarbonat dan
Alkalinitas
·
Bicarbonat
merupakansumber utama alkalinitas di perairan,selain OH- dan CO3=
·
Air
dengan alkalinitas tinggi mempunyai fluktuasi pH harian lebih kecil (sebagai
buffer).
ü Fitoplankton
·
Memanfaatkan
CO2 untuk fotosintesis
·
Fotosintesis
fitoplankton menurunkan kandungan asam dalam air, sehingga meningkatkan
nilai pH.
·
Penggunaan
CO2 pada proses fotosintesis akan menurunkan kosentrasi bikarbonat
(HCO3-) dan menaikkan konsentrasi CO3=
sampai timbul endapan CaCO3
·
Konsentrasi
CO2 yang tinggi akan menyebabkan CaCO3 larut dan
membentuk HCO3-
·
Hal
ini yang menjadi dasar dalam treatmen / perlakuan kapur untuk meningkatkan
alkalinitas perlu adanya gas CO2
d.
Alat
dan metode yang digunakan pada pengukuran pH
Pengukuran pH di laboratorium pendidikan biasanya dilakukan
dengan tiga cara. Yang pertama ialah pengukuran dengan menggunakan indikator
sederhana berupa kertas lakmus. Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi
merah apabila digunakan pada suatu zat yang tingkat keasamannya tinggi.
Kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru apabila digunakan pada
suatu zat yang tingkat keasamannya rendah. Pengukuran pH dengan kertas lakmus
memiliki kelemahan, yaitu alat ini hanya bisa mendeteksi asam atau basanya
suatu zat (Robinson 1975)
Selain dengan kertas lakmus,
pengukuran pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat ini digunakan
untuk menentukan pH atau tingkat keasaman suatu sistem larutan (Beran 1996).
Selain itu pH meter juga merupakan alat yang digunakan untuk potensiometrik. Cara
kerja pH meter ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur
(kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur. Pada saat
pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah,
tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
Analisis jenis ini sangat tergantung
pada aktifitas ion yang akan diukur. pH meter memiliki dua buah elektroda,
yaitu elektroda gelas dan elektroda kalomel. Elektroda gelas terdiri dari bola
yang sangat tipis dengan ketebalan 0,1 mm yang terdapat pada ujung pipa gelas
yang kuat dengan daya tahan tinggi. Bola tersebut mengandung HCl (0,1
mol/liter) yang dihubungkan dengan kawat platina melalui elektroda Ag (Robinson
1975).
Gambar 2.
Kertas Lakmus Gambar
3. pH meter
B.
Alkalinitas
a.
Pengertian
Alkaninitas
Alkalinitas adalah suatu parameter
kimia perairan yang menunjukan jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat
logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan
kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai
kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH.
b.
Peranan
Alkalinitas
·
Sebagai
sistem penyangga
Bikarbonat
yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi berperan
sebagai penyangga perairan terhadap perubahan pH yang drastis. Jika basah kuat
ditambahkan ke dalam perairan maka basah tersabut akan bereaksi dengan asam
karbonat membentuk garam bikarbonat dan akhirnya menjadi karbonat. Jika asam
ditambahkan kedalam perairan maka asam tersebut akan digunakan untuk
mengkonversi karbonat menjadi bikarbonat
dan bikarbonat menjadi asam bikarbonat. Hal ini dapat menjadikan
perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi tidak mengalami perubahan pH
secara drastis (Cole, 1988).
·
Sebagai
koagulasi bahan kimia
Bahan
kimia yang digunakan dalam proses koagulasi air atau limbah bereaksi dengan air
membentuk endapan hidroksida yang tidak larut. Ion hidrogen yang dilepaskan
bereaksi dengan ion-ion menyusun alkalinitas, sehingga alkalinitas berparan
sebagai penyangga untuk mengetahui kisaran pH yang optimum bagi penggunaan
koagulan. Dalam hal ini nilai alkalinitas sebaiknya berada pada kisaran optimum
untuk mengikat ion hidrogen yang dilepaskan pada proses koagulasi.
·
Sebagai
pelunakan air
Alkalinitas adalah parameter kualitas air yang harus
dipertimbankan dalam menentukan jumlah soda abu dan kapur yang diperlukan
dengan proses pelunakan dengan metode pengendapan. Pelunakan air bertujuan
untuk menurunkan kesadahan.
·
Sebagai
pengendalian korosi
Alkalinitas merupakan parameter yang sangat penting
termasuk didalam pengendalian korosi. Hal ini haurs diketahui disamping itu
untuk mengelompokan dalam lengelier saturasi indeks.
·
Limbah
industri
Banyak
para agen yang mencegah pengecekan terhadap campuran limbah yang disebabkan
(hidroksida) alkalinitas untuk penerimaan air. Sebaiknya pH alkalinitas ialah
suatu faktor yang penting didalam penentuan kemampuan dari limbah untuk
pengelolaan secara biologi.
c.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi alkalinitas
Alkalinitas sangat dipengaruhi oleh pH karena
Total alkalinitas biasanya selalu dikaitkan dengan pH karena pH air ini akan
menunjukkan apakah suatu perairan itu asam atau basa. Selain bergantung pada
pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan
ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3.
Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai
oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang
tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Effendi, 2003).
d.
Alat dan metode yang digunakan untuk
menentukan Alkalinitas
ü Alat dan bahan
·
Labu Erlenmeyer
50-125 ml
·
Gelas
ukur 50 ml
·
Pipet
tetes dan pipet skala
·
Karet
pengisap
·
Indicator
larutan PP
·
Indicator
larutan MO (Metil Orange)
·
Indicator
larutan H2SO4
ü Metode
· Mengambil air sampel
50 ml dan memberikan 5 tetes PP. Jika tidak berwarna, maka tidak ada PP
alkalinitas. Menambahkan MO (Metil Orange). Langkah berikut, dititrasi dengan
larutan H2SO4 dari warna kuning sampai warna orange. Kemudian menghitung larutan H2SO4
yang digunakan (B).
· Apabila berwarna, maka langsung dititrasi
dengan larutan H2SO4 sampai berwarna kuning. Lalu
menghitung larutan H2SO4 yang digunakan (P).
· Memasukkan MO (metil Orange), lalu
dititrasi dengan larutan H2SO4 sampai warna orange.
Menghitung larutan H2SO4 yang digunakan (B).
B.
Kesadahan
a.
Pengertian
Kesadahan
Kesadahan
merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Kesadahan terutama disebabkan oleh
keberadaan ion-ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) di
dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap
sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi
secara efektif. Kation-kation polivalen lainnya juga dapat mengendapkan sabun,
tetapi karena kation polivalen umumnya berada dalam bentuk kompleks yang lebih
stabil dengan zat organik yang ada, maka peran kesadahannya dapat diabaikan.
Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya diarahkan pada penentuan kadar Ca2+
dan Mg2+. Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen
(mek) ion Ca2+ dan Mg2+ tiap liter sampel air (Anonim,
2008).
Kesadahan
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Kesadahan sementara
Kesadahan
sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-),
atau air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2)
dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang
mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena
kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut
terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+.
2. Kesadahan tetap
Kesadahan
tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya
dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-.
Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2),
kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4),
magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2),
dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa
tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan
hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan,
harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan
zat-zat kimia tertentu.
b.
Peranan Kesadahan
Kesadahan sangat penting artinya bagi para
akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang
diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan
yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai
kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping itu, kesadahan
juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk
memanipulasi nilai pH.
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadahan
Kesadahan
suatu periaran dipengaruhi oleh adanya kandungan Mangnesium, Kalium, Strontium
dan Barium. Garam-garam ini terdapat dalam bentuk Karbonat, Sulfat, Klorida,
Nitrat, Fospat. Kesadahan dapat juga dipengaruhi oleh adanya ion-ion lain dari
Polyvalentt metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, dan Zn dalam
bentuk logam Sulfat, Klorida dan Bikarbonat dalm jumlah kecil.
d.
Alat
dan Bahan Serta Metode
ü Alat dan Bahan
·
Gelas
piala berukuran 250 ml
·
3
buah Erlenmeyer berukuran 250 ml
·
Pipet
gondok berukuran 20 ml
·
Pipet
gondok 1berukuran 1 ml
·
Corong
·
Pipet
pump berukuran 50 ml
·
2
buah pipet tetes
·
Larutan
Na2H2Y. 2H2O atau larutan Na2EDTA
·
Larutan
standar Ca2+0.0005 M
·
Larutan
Buffer pH 10,0
·
Akuades
·
Indikator
EBT
ü Metode
·
Standarisasi
Indikator EBT
Menggunakan EBT 1
·
Mengambil 10 ml larutan standar kalsium.2.
·
Menambahkan
5 ml larutan buffer pH 10.3.
·
Menambahkan 0,05 gr indikator EBT.4.
·
Mentitrasi
dengan larutan EDTA 1/28 N sampai cairan berubah warnaungu menjadi biru laut
dan mencatat banyaknya larutan EDTA 1/28 Nyang digunakan.
Menggunakan Indikator
Murexida1.
ü Mengambil 20 ml larutan standar
kalsium.2.
ü Menambahkan 1 ml larutan buffer pH 12.3.
ü Menambahkan 0,01 gr indikator
Murexida.4.
ü Mentitrasi dengan larutan EDTA
1/28 N sampai cairan berubah warna merah
menjadi ungu dan mencatat banyaknya larutan EDTA 1/28 N yang
digunakan.
·
Pengukuran
Sampel
Pengukuran
Kesadahan Total1.
ü Mengambil 100
ml sampel air.2.
ü Menambahkan 5 ml larutan buffer pH 10.3.
ü Menambahkam 1
ml larutan KCN 10 %.4.
ü Menambahkan 0,05 gr indikator EBT.
ü Mentitrasi dengan larutan EDTA 1/28
N sampai cairan berubah warnamenjadi biru laut dan mencatat banyaknya larutan
EDTA 1/28 N yangdigunakan.
Pengukuran Kesadahan Kalsium1.
ü Mengambil 100 ml sampel air.2.
ü Menambahkan 1 ml larutan buffer pH 12.3.
ü Menambahkam 1
ml larutan KCN 10 %.4.
ü Menambahkan 0,01 gr indikator
Murexida.5.
ü Mentitrasi dengan larutan EDTA 1/28
N sampai cairan berubah warnamenjadi ungu dan mencatat banyaknya larutan EDTA
1/28 N yangdigunakan.
Ini sangat membantu saya terimakasih
BalasHapus