Minggu, 10 Juni 2012

(MAKRO NUTRIEN DAN MIKRO NUTRIEN)


LIMNOLOGI


O L E H :

KELOMPOK IV
SASI                          (I1A1 10 059)
SRI YUSNI R           (I1A1 10 061)
ANDI TENDRI        (I1A1 10 063)
SUKMAWATI        (I1A1 10 067)
MEDIAWATI         (I1A1 10 071)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011


I. PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pada mulanya limnologi hanya diterapkan untuk perairan menggenang yang penekanannya pada danau air tawar alami, khususnya danau yang berukuran besar. Limnologi juga mempelajari waduk, yaitu genangan air sengaja dibuat manusia dari hasil pembendunagn sungai. Waduk dikenal dengan “danau buatan”. Karena waduk tidak terlepas dari aliran sungai. Maka sungai juga dipelajari dalam limnologi. Limnologi berkembang lagi mempelajari perairan payau, setelah berdirinya IATAL (International Association for Theoritical Applied) tahun 1992 (Musa dan Uun, 2).
Unsur Hara adalah senyawa  organik dananorganis yang ada didalam tanah atau dengan kata lain nutrisi yang terkandung  dalam tanah unsur hara sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara mikro yaitu sumber makanan yang diperlukan dalam jumlah yang relatif sedikit namun sangat penting dan mutlak diperlukan oleh tanaman sebagai makanan. Pada hal ini mikro banyak diperoleh dari bahan organik yang ada pada tanah.
Dengan melihat hal tersebut maka kami berharap dengan pembutan makalah ini dapat membantu kita dalam mengetahui hal-hal yang dalam unsur hara makro dan mikro nutrien.


B.       Rumusan Makalah
Pada pembuatan makalah ini rumusan masalah yang kami ambil mencakup di perairan tawar mengenai unsur makro nutrien dan mikro nutrien :
1.        Apakah pengertian dari makro nutrien dan mikro nutrien?
2.        Apa kegunaan makro nutrien dan mikro nutrien di perairan tawar?
3.        Apa sumber dari makro nutrien dan mikro nutrien di perairan tawar?
4.        Bagaimana siklus makro nutrien (N dan P) dan nutrien penting!
5.        Bagaimana alat dan metode yang digunakan!
6.        Bagaimana distribusi vertikal nutrien, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan klasifikasi kesuburan perairan!
C.      Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk :
1.        Mengetahui  pengertian dari makro nutrien dan mikro nutrien?
2.        Mengetahui kegunaan makro nutrien dan mikro nutrien di perairan tawar?
3.        Mengetahui sumber dari makro nutrien dan mikro nutrien di perairan tawar?
4.        Mengetahui siklus makro nutrien (N dan P) dan nutrien penting!
5.        Mengetahui alat dan metode yang digunakan!
6.        Mengetahui distribusi vertikal nutrien, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan klasifikasi kesuburan perairan!
Manfaat dari pembuatan makalh ini yaitu untuk menambah wawasan mahasiswa dalam memahami unsur makro nutrien dan mikro nutrien di perairan tawar.

II. PEMBAHASAN
A.  Pengertian
Nutrien adalah semua unsur dan senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuh tumbuhan melalui proses fotosintesis dan berada dalam material organic. Nutrien sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :
Ø Makronutrien adalah nutrient yang tersebar dilautan dan konsentrasinya melebihi 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini melimpah dilautan. Contoh : C, N, P, O, Si, Mg, K, Na.
Ø Mikronutrien adalah nutrient yang tersebar dilaut dan konsentrasinya kurang dari 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini penyebrannya terbatas atau sedikit dilaut. Contoh : Fe,Cu, Mn, Ze.
Senyawa Fe dibutuhan oleh makhluk hidup namun jika berlebihan mengakibatkan blooming alga. Elemen makro esensial adalah C. Elemen mikro esensial adalaha N, P, Si. Fitoplankton mendapatkan nutrien dari air laut yang sudah mengandung nutrien yang cukup lengkap. Namun pertumbuhan fitoplankton dengan kultur dapat mencapai optimum dengan mencampurkan air laut dengan nutrien yang tidak terkandung dalam air laut tersebut. Nutrien tersebut dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien, makronutrien meliputi nitrat dan fosfat. Makronutrien yang berupa nitrat dan fospat merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun di air tawar. Bentuk kombinasi lain dari nitrogen seperti amonia, nitrit, dan senyawa organik dapat dapat digunakan apabila kekurangan nitrat. Mikronutrien organik merupakan kombinasi dari beberapa vitamin yang berbeda-beda. Vitamin tersebut antara lain B12, B1 dan Biotin. Mikronutrien tersebut digunakan fitoplankton untuk berfotosintesis Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi.
Dalam daur fosfor, banyak interaksi yang terjadi antara tumbuh-tumbuhan dan hewan, antara senyawa organik dan anorganik, dan antara kolom air dan permukaan serta substrat. Misalnya, beberapa jenis hewan membebaskan sejumlah besar fosfor terlarut dalam kotorannya. Fosfor ini kemudian terlarut dalam air sehingga tersedia bagi tumbuh-tumbuhan. Sebagian senyawa fosfat anorganik mengendap sebagai mineral ke dasar laut.
B.  Siklus Makro Nutrien (N dan P)
Daur bahan organik di laut sama degan daur organik di lingkungan air tawar dan di darat. Karbon bersama-sama dengan zat hara seperti fosfor dan nitrogen melalui proses fotosintesis menghasilkan jaringan tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan hewan. Keduanya akan menghasilkan zat organik jika mereka mati. Jika mereka membusuk maka akan dihasilkan bahan mentah untuk memulai daur organik lagi. Berikut merupakan daur dari Fosfor dan Nitrogen :
 
Dalam daur fosfor, banyak interaksi yang terjadi antara tumbuh-tumbuhan dan hewan, antara senyawa organik dan anorganik, dan antara kolom air dan permukaan serta substrat. Misalnya, beberapa jenis hewan membebaskan sejumlah besar fosfor terlarut dalam kotorannya. Fosfor ini kemudian terlarut dalam air sehingga tersedia bagi tumbuh-tumbuhan. Sebagian senyawa fosfat anorganik mengendap sebagai mineral ke dasar laut.


 

Banyak dari sifat umum fosfor serupa dengan nitrogen. Tetapi banyak pula perbedaan antara keduanya. Nitrogen memegang peranan kritis dalam daur organikdalam menghasilkan asam-asam amino yang membuat protein. Dalam daur nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap nitrogen anorganik dalam salah satu bentuk gabungan atau sebagai nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini membuat protein yang kemudian dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan. Jaringan organik yang mati diurai oleh berbagai jenis bakteri, termasuk didalamnya bakteri pengikat nitrogen yang mengikat nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk gabungan (NO2, NO3, NH4) dan bakteri denitrifikasi yang melakukan hal sebaliknya. Nitrogen lepas ke udara dan diserap dari udara selama daur berlangsung.

A.  Sumber Mikro Nutrien
Unsur hara esensial untuk tumbuhan dibedakan antara elemen makro dan mikro. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedang mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil. Elemen makro lebih dibutuhkan untuk komponen struktural, sedang elemen mikro lebih mengarah untuk komponen fungsional. Berikut adalah sumber dari mikronutrien :
a.    Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk Mn++. Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tumbuhan ialah :
ü Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C.
ü  Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
ü Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim.
ü Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi.
b.   Boron (Bo)
Diserap oleh tumbuhan dalam betuk Bo O3-. Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tumbuhan ialah :
ü Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
ü Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
ü Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
ü Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
ü Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
c.    Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dlam bentuk Cu++. Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tumbuhan ialah :
ü Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. Dehidrosenam
ü Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
d.   Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tumbuhan dalam bentuk Cl-. Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tumbuhan ialah :
ü Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
ü Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
ü Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas
e.    Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk Mo O4-. Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tumbuhan ialah :
ü Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
ü Sebagai katalisator dalam mereduksi N
ü Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
ü Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
f.     Seng (Zincum = Zn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk Zn ++. Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tumbuhan ialah :
ü Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
ü Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
ü Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
B.  Alat Dan Metode yang Digunakan
Alat dan metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Makronutrien , masing-masing 1 Molar : Ca(NO3)2 NaNO3 KCl, KNO3 MgCl2, MgSO4.7H2O NaH2PO4, KH2PO4 CaCl2.
b. Mikronutrien, dalam tiap liter medium dibutuhkan :
Macam zat
Konsentrasi / l iter aquades
H3BO3
MnCl2.4H2O
ZnCl
CuCl2.2H2O
Na2MoO4.2H2O

2,86 g
1.81 g
0,11 g
0,05 g
0,025 g


c. Lart. FeEDTA
d. Botol bermulut besar, 250 ml
e. Tumbuhan uji/ percobaan (Kangkung, keladi hias, dll)
f. Alumedium foil
g. Karet sumbat berlubang
Keterangan Cara membuat FeEDTA :
1.        Larutkan 5,57 g FeSO4.7H2O dalam 200 ml akuades
2.        Larutkan 7,45 g Na2EDTA dalam 200 ml akuades
3.        Campurkan kedua larutan tersebut dan panaskan. Selanjutnya dingin-kan dan
tambahkan akuades sampai menjadi volume 1 liter.
CARA KERJA :
Ø  Siapkan media yang diperlukan untuk percobaan,
Ø  Isi tiap botol percobaan dengan larutan media sebanyak 150 ml dan beri tanda tinggi
Ø  larutan dalam botol tersebut dengan spidol
Ø  Masukkan tanaman percobaan ke dalam botol dengan tutup botol / karet
Ø  penyumbat sebagai penyangga
Ø  Tutup botol dengan kertas alumenium foil sehingga akar tidak terdedah cahaya
Ø  Tempatkan tanaman di green house dan periksa larutan tiap hari.
Ø  Susutnya tinggi larutan dalam botol harus segera ditambah dengan menam-bahkan
Ø  aquades ke dalam botol tersebut.
Ø  Ganti larutan seminggu satu kali dengan larutan medium yang baru
Ø  Amati dan catat gejala-gejala yang timbul akibat defisiensi unsur.

C.  Distribusi Vertikal Nutrien
1.        Distribusi Fosfor
Distribusi vertikal fosfor dapat dikelompokkan menjadi tiga lapisan. Lapisan permukaan mengandung kadar fosfor yang minimal karena penyerapan yang tinggi akibat tingginya produksi organik. Di lapisan kedua, yang mencapai beberapa ratus meter, kadar fosfor menaik dengan cepat, karena penyerapan unsur kimia ini mengurang disebabkan oleh berkurangnya kegiatan pembentukan zat organik dan karena di lapisan ini  pelepasan fosfor melalui proses pembusukan. Pada lapisan ketiga di bawahnya yang mencapai antara 500-1000 m, kadar fosfor maksimal, kemudian ada penurunan kadar fosfor pada lapisan dasar perairan yang pekat.
Selain itu juga terjadi sebaran temporal atau menurut waktu. Yang terpendek adalah sebaran siang-malam (diurnal) dan nyata sekali perairan pantai. Ini terkait dengan penyinaran matahari dan proses fotosintesis. Pada siang hari, kadar fosfor minimum karena diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Ia mencapai maksimum menjelang fajar, setelah jangka waktu lama, yaitu pada malam hari, saat tidak terjadi fotosintesis. Perubahan musiman dalam kadar fosfor juga terjadi. Ini terkait dengan sebaran lintang geografik. Di daerah beriklim sedang, di mana terdapat empat musim, kadar fosfor maksimum terjadi di musim dingin, di saat malam lebih panjang daripada siang. Sebaliknya terjadi pada musim panas.
2.        Distribusi Nitrogen
Pola sebaran nitrogen di tiga samudra tidak berbeda dari fosfor. Hanya kadar keseluruhannya yang berbeda. Kurva sebaran menegak di ketiga samudra pun tidak berbeda. Sebaran menegak dari bentuk-bentuk gabungan nitrogen berbeda di perairan. Nitrat terbanyak terdapat di lapisan permukaan, ammonia tersebar secara seragam, dan nitrit terpusat dekat termoklin. Interaksi-interaksi antara berbagai tingkat nitrogen organik dan bakteri sedemikian rupa sehingga pada saat nitrogen diubah menjadi berbagai senyawa anorganik, zat-zat ini sudah tenggelam di bawah termoklin. Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan nitrogen karena termoklin merupakan penghalang bagi migrasi menegak unsur ini dan kenyataanya persediaan nitrogen akan menjadi faktor pembatas bagi produktivitas di laut. Didaerah dengan termoklin musiman, pada saat gejala tersebut menghilang, penaikan massa air membantu menaikkan nitrogen ke lapisan permukaan, di mana matahari menembus dan dapat digunakan dalam daur organik. Sebaran temporal dan spasialnya umumnya paralel dengan fosfor.

D.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Nutrien
Kesuburan dalam suatu perairan sangat ditentukan oleh parameter parameter berikut :
A.  Faktor Fisika
Ø  Cahaya
Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan permukaan perairan terdiri atas cahaya langsung (direct) berasal dari matahari dan cahaya yang disebarkan (diffuse) oleh awan (yang sebenarnya juga berasal dari cahaya matahari). Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan air laut, letak geografis, dan musim. Penetrasi cahaya ke dalam air sangat di pengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, kopndisi permukaan air, dan bahan-bahan tersuspensi di dalam air. Cahaya matahari mencapai permukaan perairan tersebut sebagian di serap dan sebagiannya direfleksikan kembali. Beberapa jenis molekul, misalnya O2, O3, H2O, dan CO2 dapat menyerap cahaya matahari , dan mengubahnya menjadi energi panas.
Ø  Suhu
        Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan air, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan , dan aliran serta kedal;aman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terahadap proses fisika, kimia, dan bioologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang di sukai bagi pertumbnuhannya. Misalnya, algae dari filum coloropita dan diatom tumbuh dengan baik dengan kisaran suhu berturut-turut 30°C- 35°C dan 20°C-30°C. Filum cyanopehyta lebih dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu yang l;ebih tinggi dibandingkan dengan chloropyta dan diatom.
Ø  Kecerahan Dan Kekeruhan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula. kecerahan dan kekeruhan merupakan parameter-parameter yang saling terkait satu sama lain. Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi sebanding dengan peningkatan konsentrasi kekeruhan dan berbanding terbalik dengan kecerahan. Ketiga parameter tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam produktivitas perairan. 
Ø  Kedalaman
Faktor ini juga sangat berhubungan dengan kesuburan suatu perairan, dan mengikat semua faktor parameter lain, hal ini karena semakin dalam suatu perairan maka suhu semakin rendah, oksigen semakin tinggi, tingkat kecerahan semakin kecil, dan cahaya yang masuk ke dalam suatu perairan untuk melangsungkan terjadinnya fotosintesis terhadap organisme yang hidup akan terbatas, dan begitu pula sebaliknnya apabila suatu perairan tingkat kedalamannya rendah.
B.       Unsur Hara Esensial
Seperti diketahui saat ini ( Journal ilmiah soil science,1998 ) dari sekian banyak unsur yang ada di dalam tanah dan alam, semua jenis tanaman memmerlukan secara mutlak ( atau dengan kata lain harus tersedia atau tidak boleh tidak ) 13 unsur hara untuk keperluan proses pertumbuhan dan perkembangannya - yang sering dikenal dengan nama unsur hara essensial.

 III. PENUTUP
A.      Simpulan
Simpulan yang dapat di ambil yaitu :
1.        Makronutrien adalah nutrient yang tersebar dilautan dan konsentrasinya melebihi 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini melimpah dilautan. Mikronutrien adalah nutrient yang tersebar dilaut dan konsentrasinya kurang dari 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini penyebrannya terbatas atau sedikit dilaut.
2.        Makronutrien yang berupa nitrat dan fospat merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun di air tawar.
3.        Faktor yang mempengaruhi Kesuburan paerairan diantaranya parameter Fisika yaitu cahaya, kdalaman, Suhu.Kecerahan dan kekeruhan dan Unsur Hara Esensial yaitu Unsur hara Mikro dan makro.
B.       Saran
Saran kami adalah agar supaya mahasiswa lebih aktif dalam mata kuliah ini karena matakuliah ini merupakan parameter yang sangat penting bagi mahasiswa perikanan khususnya Manajemen sumberdaya perairan  dengan demikian keseriusanpada saat proses perkulihan berlangsung agar materi yang disampaikan oleh pemateri maupun dosen pembimbing bisa diterima dengan baik. Selain itu dukungan serta tambahan bahan tugas dari teman-dan maupun dosen pembimbing sangat diperlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnta bisa lebih baik lagi.. Amin.
DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2011. http://iqbalali.com/2011/04/01/nutrisi-bagi-mikroba/



Romimohtarto,Sri juawana .2006.BiologiLaut.Jakarta.Djambatan
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar