Tugas Kelompok :
LIMNOLOGI
(Oksigen, CO2, Dan Gas-Gas
Terlarut Lainnya)
Oleh :
IMAYUDINA
|
I1A10081
|
HAMSIA
|
I1A10077
|
NUR AZNIANA
|
I1A10071
|
DIAN ARIESTY RAZAK
|
I1A110079
|
ADE WINESTI
|
I1A10073
|
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Oksigen yang dikenal dengan nama
zat asam merupakan unsur yang sangat berperan dalam proses kehidupan
kehidupan dan penghidupan yang normal di dunia ini. Tanpa
oksigen proses respirasi dari organisme tidak akan berjalan, sehingga tentunya
akan diikuti oleh kematian. Begitu pula bahan bakar tidak akan terbakar, logam
tidak akan berkarat dan yang penting lagi zat-zat organic tidak akan terurai
atau mengalami pembusukan tanpa adanya oksigen (TIMM 1966).
Sumber
terpenting oksigen adalah atmosfer dan hasil samping proses fotosintesa
tumbuhan air. Penambahan kandungan oksigen perairan darat hanya berlagsung pada
lapisan-lapisan air permukaan melalui absorpsi atau proses difusi dari atmosfer
dn proses fotosintesa.
Produksi
oksigen oleh proses fotosintesa dapat melebihi kandungan oksigen dalam atmosfer
sebagai akibat berlangsungnya prses fotosintesa yang sangat intensif. Nilai-niai
kadar oksigen dalam hal ini mencapai nilai-nilai lebih besar 100% dari kadar
jenuh.
Oleh karena itu, maka dianggap perlu
menyusun makalah dan melakukan presentasi tentang Oksigen,
karbondioksida dan gas-gas terlarut lainnya yang ada di alam
B. Tujuan Dan
Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian Oksigen, karbondioksida,
dan gas terlarut lainnya.
2.
Mengetahui kegunaan , sumber, faktor yang
mempengaruhi dinamika dan distribusi vertical gas-gas terlarut dalam air.
3.
Mengetahui alat dan metode yang digunakan untuk
mengukur gas-gas terlarut.
Manfaat
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
2.
Sebagai bahan untuk menambah wawasan mengenai
oksigen, karbondioksida, dan gas terlarut lainnya.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dalam karya tulis ini adalah :
1.
Bagaimana pengertian pengertian Oksigen,
karbondioksida, dan gas terlarut lainnya.
2.
Bagaimana kegunaan , sumber, faktor yang
mempengaruhi dinamika dan distribusi vertical gas-gas terlarut dalam air.
3.
alat dan metode apa yang digunakan untuk
mengukur gas-gas terlarut.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Oksigen
merupakan faktor penting bagi kehidupan makro dan mikro organisme perairan
karena diperlukan untuk proses pernafasan. Kadar oksigen
terlarut (DO) di ketiga lokasi penelitian berkisar antara 5,4 – 5,8 mg/l.
Secara umum kadar oksigen terlarut di kedua lokasi ini tergolong baik. Di
perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0
C dan 8 mg/l
pada suhu 25
C kadar oksigen
yang terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian
(altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin
kecil. Kadar oksigen juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada percampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air,
aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke badan
air (Effendi, 2003).
Karbondioksida
merupakan produk dari respirasi yang dilakukan oleh tanaman maupun hewan.
Ketersediaan karbondioksida adalah sumber utama untuk fotosintesis, dan pada
banyak cara menunjukkan hubungan keterbalikan dengan oksigen. Meskipun suhu
merupakan faktor utama dalam regulasi konsentrasi oksigen dan karbondioksida,
tetapi hal ini juga tergantung pada fotosintesis tanaman, respirasi dari semua
organisme, aerasi air, keberadaan gas – gas lainnya dan oksidasi kimia yang
mungkin terjadi (Goldman dan Horne, 1983).
Ketersediaan
karbondioksida terlarut di air dapat bersumber dari air tanah, dekomposisi zat
organik, respirasi organisme air, senyawa kimia dalam air maupun dari udara
namun dalam jumlah yang sangat sedikit (Subarijanti, 1990). Tumbuhan akuatik,
misalnya alga, lebih menyukai karbondioksida sebagai sumber karbon dibandingkan
dengan bikarbonat dan karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat berperan sebagai
sumber karbon. Namun di dalam kloroplas bikarbonat harus dikonversi terlebih
dahulu menjadi karbondioksida dengan bantuan enzim karbonik anhidrase (Boney,
1989 dalam Effendi, 2003).
Nitrogen
adalah senyawa yang tersebar secara luas di biosfir. Atmosfir bumi mengandung
sekitar 78% gas nitrogen yang inert. Pada sistem perairan Senyawa nitrogen
dapat berupa nitrogen organik dan anorganik. Nitrogen terdiri atas amonia
(NH3), amonium (NH4+), nitrit (NO3-) dan nitrit (NO2-), jumlah secara kuantitas
dari nitrogen yang terakumulasi oleh tiap mahluk hidup baik hewan maupun
tumbuhan bervariasi 1 sampai 10 persen dari total berat kering (dry weight)
(Metcalf dan Eddy 1991).
Nitrogen
organik berupa asam amino, protein, dan urea, bentuk-bentuk tersebut mengalami
transformasi sebagai bagian dari siklus nitrogen. Senyawa nitrogen organik
dapat ditransformasi menjadi nitrogen amonium dan dioksida menjadi nitrogen
nitrat dan nitrit dalam sistem biologis ( Effendi ,2003).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Oksigen, CO2, dan
Gas-Gas Terlarut Lainnya
1. Oksigen
terlarut (dissolved oxygen)
DO atau oksigen terlarut merupakan jumlah gas
O2 yang diikat oleh molekul air. Kelarutan O2 di dalam
air terutama sangat dipengaruhi oleh suhu dan mineral terlarut dalam air.
Kelarutan maksimum oksigen dalam air terdapat pada suhu 0 °C, yaitu sebesar
14,16 mg/l. Konsentrasi ini akan menurun seiring peningkatan ataupun penurunan
suhu.
Evolusi
oksigen
fotolitik terjadi di membran
tilakoid
organisme dan memerlukan energi empat foton. Terdapat banyak langkah
proses yang terlibat, namun hasilnya merupakan pembentukan gradien proton di seluruh permukaan
tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis ATP via fotofosforilasi. O2 yang
dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Persamaan
kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:
6CO2 + 6H2O
+ foton → C6H12O6 + 6O2
Pada vertebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan
dibawa oleh sel darah merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah
kebiruan menjadi merah cerah. Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan moluska dan beberapa artropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster). Satu liter darah dapat
melarutkan 200 cc O2.
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya
ion superoksida (O2−)
dan hidrogen peroksida (H2O2),
adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh organisme. Namun, bagian
sistem kekebalan organisme tingkat tinggi
pula menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen singlet untuk
menghancurkan mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang penting
pada respon
hipersensitif
tumbuhan melawan serangan pathogen.
DO pada ekosistem danau dan
waduk (perairan lentik) pada awal perkembangannya relatif tinggi, karena
pemanfaatan oleh aktivitas organisme rendah. Sumber oksigen terlarut utamanya
berasal dari pengikatan langsung dari udara, sedangkan dari aktivitas
fotosintesis masih sangat rendah. Pada tahap perkembangan selanjutnya DO akan
fluktuatif sesuai dengan banyaknya aktifitas hidup, dan penyuburan. BOD juga
relatif kecil karena bahan organik dalam ekosistem masih rendah, COD juga
demikian.
Oksigen terlarut (DO) dalam
ekosistem perairan mengalir (sungai) cenderung relatif tinggi dan merata. Hal
tersebut dikarenakan adanya gerakan air yang terus menerus di semua bagian
perairan, mulai dari permukaan sampai dasar perairan.
2. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida (CO2) atau
zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen
yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari
konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Ia berbentuk gas pada keadaan
dan temperatur dan tekanan standard dan hadir di atmosfer di bumi.
Karbondioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme
pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis.
Oleh karena itu, karbondioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon.
Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
Karbondioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geothermal
lainnya seperti pada mata air panas. Karbondioksida tidak mempunyai bentuk cair
pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di
bawah -78
. Dalam bentuk padat, karbondioksida
umumnya disebut sebagai es kering .
Karbondioksida adalah oksida asam. CO2
di udara juga diperlukan dalam proses fotosintesis karbohidrat oleh tanaman.
Sebagian juga diubah menjadi karbonat padat, melalui proses pelarutan dengan
air dan membentuk asam karbonat, lalu berinteraksi dengan kation, sebagai
contoh, dengan Ca2+ dan terbentuk senyawa kalsium karbonat yang
tidak larut.
Karbon dioksida larut dalam air dan
secara spontan membentuk H2CO3 (asam karbonat) dalam
kesetimbangan dengan CO2. Konsentrasi
relatif antara CO2, H2CO3,
dan HCO3− (bikarbonat) dan CO32−(karbonat) bergantung
pada kondisi pH larutan. Dalam air yang bersifat netral atau
sedikit basa (pH > 6,5), bentuk bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam air
yang bersifat basa kuat (pH > 10,4), bentuk karbonat mendominasi. Bentuk
karbonat dan bikarbonat memiliki kelarutan yang sangat baik.
3. Gas-Gas Terlarut Lainnya
Contoh Gas-gas terlarut lainnya
diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Gas
Nitrogen (N2 )
Dalam
semua ekosistem perairan nitrogen terdapat dalam berbagai bentuk. Sebagian
besar dalam bentuk nitrogen molekuker (N2), dan sebagian kecil dalam
bentuk nitrit (NO2) atau nitrat (NO3), serta Amonia (NH4).
Nitrogen memegang peranan kritis dalam daur bahan organik untuk menghasilkan
asam amino yang merupakan bahan dasar penyusunan protein. Nitrogen terlarut
dalam ekosistem perairan dapat berasal dari pengikatan molekul nitrogen oleh
bakteri pengikat nitrogen, penguraian sisa-sisa organisme yang mati, dan proses
oksidasi yang dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas.
Keberadaan nitrogen di perairan
dapat berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas
ion nitrit (NO2 -), ion nitrat (NO3 -),
ammonia (NH3), ion ammonium (NH4 +) dan
molekul N2 yang larut dalam air, sedangkan nitrogen organik berupa
protein, asam amino dan urea akan mengendap dalam air. Effendi (2003)
menyatakan bahwa bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi (ada
yang melibatkan mikrobiologi dan ada yang tidak) sebagai bagian dari siklus
nitrogen. Transformasi nitrogen secara mikrobiologi mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1.
Asimilasi nitrogen anorganik (nitrat dan
ammonium) oleh tumbuhan dan mikroorganisme (bakteri autorof) untuk membentuk
nitrogen organic misalnya asam amino dan protein.
2.
Fiksasi gas nitrogen menjadi ammonia dan
nitrogen organik oleh mikroorganisme. Fiksasi gas nitrogen secara langsung
dapat dilakukan oleh beberapa jenis alga Cyanophyta (alga biru) dan bakteri.
N2
+ 3 H22 NH3 (ammonia); atau NH4 + (ion
ammonium). Ion ammonium yang tidak berbahaya adalah bentuk nitrogen hasil hidrolisis
ammonia yang berlangsung dalam kesetimbangan seperti reaksi berikut:
H2O
+ NH3 NH4OH NH4+ + OH
b. Belerang (Sulfur)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat
anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang
terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida
ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan
dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui
proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen
organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur,
antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S
digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur
dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
seperti Thiobacillus.
B. Menjelaskan
Kegunaan, Sumber, Faktor yang mempengaruhi, Dinamika dan Distribusi Vertikal
Gas-Gas Terlarut Dalam Air.
1.
Kegunaan Gas-Gas Terlarut
Gas-gas
terlarut seperti oksigen mempunyai manfaat sebagai berikut :
·
Untuk
pernafasan makhluk hidup
·
Digunakan
oleh industri baja untuk mengurangi kadar karbon dalam besi gudal
·
Sebagai
bahan bakar roket (oksigen cair dengan nitrogen cair)
·
Industri
kimia menggunakan oksigen untuk oksidasi berbagai zat
·
Oksigen
dengan gas asetilena digunakan untuk mengelas baja
·
variabel kunci dalam menentukan macam dan keberadaan biota air.
2.
Sumber Gas-gas Terlarut
Sebagian besar oksigen pada perairan
danau dan waduk merupakan hasil sampingan aktivitas fotosintesis. Pada proses
fotosintesis, karbondioksida direduksi menjadi karbohidrat dan air mengalami
dehidrogenasi menjadi oksigen. Di perairan danau, oksigen lebih banyak
dihasilkan oleh fotosintesis alga yang banyak terdapat pada zone epilimnion,
sedangkan pada perairan tergenang yang dangkal dan banyak ditumbuhi tanaman air
pada zone litoral, keberadaaan oksigen lebih banyak dihasilkan oleh aktivitas
fotosintesis tumbuhan air.Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi
oksigen yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air hujan serta
aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Difusi oksigen
atmosfer ke air bisa terjadi secara langsung pada kondisi air stagnant (diam)
atau terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang
atau angin. Difusi oksigen dari atmosfer ke perairan pada hakekatnya
berlangsung relative lambat, meskipun terjadi pergolakan massa air atau
gelombang.
Karbondioksida dalam air dapat
berasal dari pengikatan langsung dari udara bebas, dan melalui proses respirasi
organisme. Karbondioksida dalam perairan sangat dibutuhkan terutama oleh tumbuh-tumbuhan
air termasuk algae untuk fotosistesis.
Nitrogen terlarut dalam ekosistem
perairan dapat berasal dari pengikatan molekul nitrogen oleh bakteri pengikat
nitrogen, penguraian sisa-sisa organisme yang mati, dan proses oksidasi yang
dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas.
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Gas-gas
terlarut
Berbagai faktor dapat mempengaruhi keberadaan oksigen di perairan diantaranya:
1.
suhu,
2.
salinitas,
3.
turbulensi
air,
4.
tekanan
atmosfir
5.
aktivitas
fotosintesis,
6.
respirasi,
dan
7.
limbah
(effluent) yang masuk ke badan air.
4. Dinamika dan Distribusi
Vertikal Gas-Gas Terlarut Dalam Air
Distribusi vertikal oksigen dalam air
laut yaitu :
- Kelarutan gas oksigen di permukaan jenuh karena ada fotosintesis dan interaksi laut-atmosfer
- Di lapisan photic dekat dasar perairan, terdapat keseimbangan jumlah karbon yang diambil fitoplankton dan proses respirasi.
- Compensation deep (keseimbangan), jumlah oksigen yang dihasilkan fitoplankton = jumlah yang mereka konsumsi untuk respirasi.
Karbon
dioksida
- Pada suhu rendah lebih banyak gas Co2 yang terlarut
- Di bawah lapisan termoklin, walaupun kondisi suhu bersifat konstan, daya kelarutan CO2 menjadi fungsi tekanan
C. Alat Dan Metode
yang Digunakan
Alat yang digunakan diantaranya pengukuran dengan menggunakan DO
meter untuk mengetahui oksigen terlarut dalam suatu perairan. Pengukuran DO bertujuan melihat
sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan
mikroorganisme, selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga
ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air.
Gambar 1. DO-meter manual dan DO-meter digital
(sumber : www.google.com)
Sedangkan
metode yang digunakan ada 2 cara yaitu:
a. Metoda
Titrasi dengan cara Wikler
Gambar 2.
Metode titrasi winkler
(sumber :
www.google.com)
Langkah-langkahnya
yaitu sebagai berikut :
1.
300 mL botol
ukur "tanpa gelembung udara"
2. secepatnya masukan sebanyak 2mL manganese sulfate
kedalam botol sample.
3. Tambahkan
2 mL alkali-iodide-azide kedalam botol yang sama.
4. kemudian
aduk atau kocok botol tersebut, cek apakah ada gelembung udara ?, jika ada
gelembung udara maka ulangi dari awal testing. jika terlihat ada warna mulai
dari coklat ke jingga.
5. Tambahkan
2 mL concentrated sulfuric acid lewat pipa yang ada pada atas botol. Hati-hati
terhadap tutup klep. pada titik ini, sample dapat di amankan "fixed"
dan dapat disimpan lebih dari 8 jam jika tetap dalam kondisi dingin, dan dalam
ruangan gelap. Dan dapat pula menggunakan tutup dari alumunium foil.
6. Dalam
botol berleher atau termors, titrate 201 mL dicampurkan dengan sodium
thiosulfate maka dapat dihasilkan warna seperti warna jerami atau kuning.
7. Tambahkan
2 mL agar didapatkan warna biru.
8. Lanjutkan
dengan perlahan sampai pemberian titrating sampai sample terlihat bersih.
hingga didapatkan warna air menjadi biru.
9. concentration
kadar oxygen dalam sample sama dengan jumlah milliliters dari titrant yang
digunakan. Setiap milliliter dari sodium thiosulfate ditambahkan dalam langkah 6 dan 8 sama dengan 1 mg/L
kadar kerusak oxygen.
Gambar 2. Bahan-bahan untuk metode titrasi winkler
(Sumber : www.google.com)
b. Metoda
Elektrokimia
Cara
penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara
langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip
kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda
yang direndam dalam larutan elektrolit. Pada
alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi
dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah :
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa DO atau oksigen terlarut merupakan
jumlah gas O2 yang diikat oleh molekul air. Karbondioksida (CO2) atau zat asam arang adalah
sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara
kovalen dengan sebuah atom karbon. Gas-gas terlarut lainnya seperti Nitrogen
dan belerang merupakan gas – gas yang memiliki peranan penting dalam perairan
namun jika dalam konsebtrasi yang tinggi dapat membhayakan organism di
perairan.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi,H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1983.
Limnology. McGraw-Hill Book Company. United State of America. America
Junaidi. Wawan. 2011. pengertian-dan-definisi-karbon dioksida.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2012.
Anonim. 2012. Karbondioksida. http://id.wikipedia.org/wiki/ Diakses
pada tanggal 16 Maret 2012.
Subarijanti, H.U. 1990. Diktat Kuliah Limnology. NUFFIC/ UNIBRAW/
LUW/ FISH. Universitas Brawijaya. Malang
Purnama, Dede. 2011. Oksigen Terlarut atau dissolved Oksigen http://dedepurnama.blogspot.com/en-terlarut.html.
Diakses pada tanggal 16 Maret 2012.
Badaklari. 2011. Sifat dan Kegunaan Oksigen http://badaklari.blogspot.com.html.
Diakses pada tanggal 16 Maret 2012.