Sabtu, 23 November 2013

pengertian penyuluhan dan perempuan nelayan


PENYULUHAN
a.        Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan (suluh) berarti memberikan petunjuk, penjelasan, arahan, dan bimbingan tentang peranan ilmu pengetahuan dan teknologi  tertentu dalam pengembangan kemampuan, keterampilan serta keahlian petani nelayan dalam meningkatkan kapasitas untuk perbaikan derajat kehidupannya.
Penyuluhan merupakan ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan, atau dapat juga dikatakan penyuluhan adalah usaha mengubah perilaku seseorang dan keluarganya atau kelompoknya agar mereka mengetahui, menyadari, mempunyai kemampuan dan kemauan, serta tanggung jawab untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam rangka kegiatan usahanya dan kehidupannya.
Mardikanto (2003) menjelaskan bahwa pengertian dari penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua “stakeholders” agribisnis melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan
Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik.
Penyuluhan adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
Dari beberpa referensi diatas maka dapat kita katakan bahwa Penyuluhan perikanan adalah salah satu pendidikan non formal yang ditujukan kepada masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan beserta keluarganya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan motivasi masyarakat, terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
b.        Beberapa istilah Negara tentang Penyuluhan
Beberapa Istilah penyuluhan untuk beberapa Negara : “voorlichting” (Belanda),“advisory work” (Jerman), vulgarization (Perancis), dan capacitacion (Spanyol), Perkembangan (malaysia) dan Penyuluhan (Indonesia).
c.    Fungsi Penyuluhan
Fungsi penyuluhan dapat dianggap sebagai penyampai dan penyelaras program nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan oleh masyarakat, sehingga program-program masyarakat yang disusun dengan itikad baik akan berhasil dan mendapat partisipasi masyarakat.
1.    Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha.
2.    Mengupayakan kemudahan akses pelaku ke sumber informasi, teknologi dan sumberdaya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya.
3.    Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha.
4.    Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha yang baik dan berkelanjutan.
5.    Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usahanya.
6.    Menumbuhkembangkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian fungsi lingkungan.
7.    Melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan perikanan yang maju dan modern bagi pelaku utama secara berkelanjutan.
d.   Tujuan penyuluhan
1.    Memperkuat pengembangan perikanan yang maju dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan.
2.    Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi.
3.    Memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranya penyuluhan yang produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipatif, terbuka, berswadaya, bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan luas ke depan, berwawasan lingkungan, dan bertanggunggugat yang dapat menjamin terlaksananya pembangunan perikanan.
4.    Memberikan perlindungan, keadilan dan kepastian hukum bagi para pelaku utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan.
5.    Mengembangkan SDM, yang maju dan sejahtera, sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan perikanan.
e.    Kebutuhan Tenaga Penyuluhan
Kebutuhan tenaga penyuluh perikanan di Indonesia sangat besar, mencapai 16.030 orang hingga 2013 nanti. Saat ini tercatat sebanyak 2.840 penyuluh pertanian yang berlatar belakang perikanan dan 1.365 orang penyuluh honorer atau kontrak . Analisis kemampuan seorang penyuluh perikanan dalam bertugas di budidaya laut adalah 210 unit (optimalisasi 1 pembudidaya rumput laut menangani 7 unit); kemampuan seorang penyuluh bertugas di budidaya air payau adalah 75 ha tambak rakyat; dan kemampuan seorang penyuluh bertugas di budidaya air tawar adalah 80 ha.
 f.     Sistem Penyuluhan
Undang-undang perikanan No 31 Tahun 2004 tentang perikanan yang menahkodai setiap jenis usaha perikanan yang ada di Indonesia sehingga kegiatan usaha perikanan dapat berjalan dengan baik.  Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah melalui pengembangan sumberdaya manusia yang merupakan faktor kunci yang harus diperhatikan.
Dalam pengembangan penyuluhan perikanan intinya adalah pemberdayaan baik petugas maupun masyarakat. Masyarakat sebagai subyek yang melaksanakan pembangunan sementara petugas sebagai fasilitator dan motivator yang mendampingi masyarakat.
Misi pemberdayaan rakyat dilaksanakan dengan terlebih dahulu memberdayakan petugas, sehingga petugas mampu memberikan pelayanan prima bagi masyarakat. Pemberdayaan petugas dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai organisasi dan memberikan kebebasan untuk berkreasi serta bertanggung jawab. Dalam melaksanakan tugasnya, bidang perikanan sangat mempertimbangkan masukan dan saran dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan menempatkan sebagai mitra kerja bukan sebagi bawahan.
g.    Kelembagaan Penyuluhan
Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Badan Pengembangan SDM KP Kementerian Kelautan dan Perikanan. Setelah berlakunya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka kewenangan berada di Pemerintah Daerah/ Kabupaten /Kota (Saragih, 2002).
 Berlakunya otonomi daerah/desentralisasi maka penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten yang menyangkut aspek-aspek perencanaan, kelembagaan, ketenagaan, program manajemen dan pembiayaan menjadi wewenang wajib tanggung jawab pemerintah Kabupaten/Kota.
Penyuluhan perikanan di daerah dilaksanakan oleh unit kerja yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang penyuluhan perikanan pada salah satu dinas yang terkait erat dengan bidang perikanan. Kelembagaan penyuluhan di daerah dibentuk di propinsi, kabupaten/kota, dan unit kerja lapangan dengan nama lembaganya ditetapkan berdasarkan kebijakan daerah masing-masing.
Dalam melaksanakan tugasnya Petugas Penyuluh Lapangan ( PPL ) perikanan bergabung dengan PPL bidang lainnya dalam sebuah Balai Penyuluhan perikanan, Perikanan dan Kehutanan ( BP3K) yang tersebar di daerah.
h.   Ketenagaan Penyuluhan
Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2006, Tenaga penyuluh perikanan meliputi :
     Penyuluh PNS (penyuluh pemerintah)
     Penyuluh swasta
     Penyuluh swadaya.
i.      Pelaku Penyuluhan
Pelaku penyuluh perikanan meliputi :
1. Penyuluh Fungsional
2. Penyuluh Non Fungsional
3. Penyuluh Tenaga Kontrak
4. Penyuluh Swasta
5. Penyuluh Swadaya
6. Penyuluh Kehormatan
1.    Penyuluh Fungsional, PNS yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang dalam satuan organisasi lingkup kelautan dan perikanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
2.    Penyuluh Non Fungsional, PNS bukan pejabat penyuluh fungsional yang berwenang untuk melaksanakan tugas penyuluhan perikanan.
3.    Penyuluh tenaga kontrak, tenaga profesional yang diberi tugas dan wewenang untuk melaksanakan tugas penyuluh perikanan dalam suatu ikatan kerja selama jangka waktu tertentu.
4.    Penyuluh Swasta, penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi di bidang penyuluhan
5.    Penyuluh swadaya, pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh.
6.    Seseorang yang bukan petugas penyuluh perikanan yang karena jasanya diberi penghargaan sebagai penyuluh kehormatan oleh menteri kelautan dan perikanan berdasarkan rekomendasi kepala dinas kelautan dan perikanan dan wakil masyarakat.
Pada prinsipnya setiap orang yang memiliki pengetahuan tentang perikanan dan mampu berkomunikasi dapat menjadi seorang penyuluh.  Namun dalam penyuluhan perikanan, persyaratan administrasi untuk menjabat sebagai penyuluh fungsional adalah seseorang dengan kualifikasi pendidikan minimal Diploma III di bidang perikanan atau keahlian yang sejenis dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Poernomo, 2005).  Penyuluh professional harus mempunyai kepribadian  mandiri, tangguh dan subjektif.
Penyuluh perikanan memegang peranan penting dalam melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pelaku utama (nelayan, pembudidaya, dan pengolah) dan pelaku usaha bidang perikanan lainnya.
Selain itu diharapkan dapat memberi manfaat yang nyata kepada para pelaku utama dan pelaku usaha secara efektif, efisien dan menguntungkan.
j.     Etika Penyuluhan
Beberapa perilaku yang perlu ditunjukkan atau diragakan oleh setiap penyuluh, yang meliputi:
1)   Perilaku sebagai manusia seutuhnya, yaitu manusia yang ber-iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur, dan disiplin.
2)   Perilaku sebagai anggota masyarakat, yaitu mau menghormati adat/kebiasaan masyarakatnya, menghormati petani dan keluarga-nya (apapun keadaan dan status sosial ekonominya), dan meng-hormati sesama penyuluh.
3)   Perilaku yang menunjukkan penampilannyaa sebagai penyuluh yang andal, yaitu: berkeyakinan kuat atas manfaat tugasnya, memiliki tanggungjawab yang besar untuk melaksanakan peker-jaannya, memiliki jiwa kerjasama yang tinggi, dan berkemam-puan untuk bekerja teratur.
4)   Perilaku yang mencerminkan dinamika, yaitu ulet, daya mental dan semangat kerja yang tinggi, selalu berusaha mencerdaskaan diri, dan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya.
k.   Ruang Lingkup Penyuluhan
1)   Sebagai pendidikan sosial
     Pendidikan perorangan
     Pendidikan masyarakat
2)   segi fungsi, sbg pendidikan pembangunan.
            sasaran adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi dalam peningkatan pembangunan dan bagaimana memahami dan mengerti program pembangunan.
3)   segi sasaran, pendidikan orang dewasa
      Kita harus tahu, orang dewasa mau belajar karena ada kebutuhan tertentu atau ada rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu.
      Ada beberapa prinsip belajar pada orang dewasa :
}  Problem centered, dAlam belajar harus ada konflik, masalah yang harus dibahas
}  Pengalaman (Experience centered), mengemukakan pengalaman-pengalaman yang dialami
}  Pengalaman yang diperoleh punya arti dan dapat dimengerti oleh peserta
}  Peserta diberi kesempatan menelaah kesempatan-kesempatan pengalaman tersebut
}  Tujuan harus dirumuskan dan ditetapkan oleh peserta dalam hal proses pencapaian tujuan
}  Peserta harus mampu memberi umpan balik
l.      Unsur-unsur Penyuluhan
1)      Penyuluh :
Ø  Pemberi informasi, pengetahuan, keterampilan;
Ø  Organisatoris;
Ø  Penasehat;
Ø  Penganalisa;
Ø  Penanggungjawab;
2)      Petani/Nelayan :
      Pengetahuan;
      Keterampilan : tangan dan berpikir;
      Sikap;
      Motivasi;
3)      3. tujuan/sasaran dalam penyuluhan
v  Better farming (fishing)
v  Better business
v  Better living
v  Better community
m. Proses penyuluhan
1.    Survey;
2.    Penyusunan program;
3.    Pelaksanaan ;
4.    Evaluasi
Dalam kegiatan belajar diperlukan pemahaman dimana dipengaruhi jenis, cara, prinsip belajar, ciri-ciri belajar dan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar.
Tahapan proses penyerapan / penerimaan:
1.    Tahap kesadaran; dalam hal ini seseorang berada dalam keadaan sekedar mengetahui, belum memahami secara mendalam apa yang termakna dalam hal yang baru diketahuinya.
2.    Tahap minat; pada tahap ini seseorang sudah mulai aktif mencari keterangan-keterangan yang lebih banyak, dihubungkannya ide atau praktek baru itu dengan keadaan yang sudah terjadi dan pernah dialaminya, serta perhitungan untung rugi sudah melintas dalam pikirannya.
3.    Tahap menilai; dari adanya pengetahuan dan beberapa keterangan yang jelas, akhirnya dihubungkan dengan tingkat kemampuan yang ada pada dirinya, bagaimana kemungkinan hasilnya dan bagaimana yang sudah dilakukan orang lain.
4.    Tahap mencoba; apabila dirasakan ide atau praktek baru tersebut mampu untuk dilaksanakan kemudian diadakan kegiatan mencoba-coba secara kecil-kecilan.
5.    Tahap penerapan; disini seseorang sudah menerapkan sepenuhnya apa yang pernah diterimanya sebagai anjuran.
n.   Langkah-langkah Metode Penyuluhan
1)   Menghimpun dan Menganalisa data
a.         Sasaran
1)        Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-masing golongan dan keseluruhan.
2)        Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan.
3)        Bentuk-bentuk usaha tani sasaran.
4)        Kesediaan mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani maju.

b.        Penyuluh dan kelengkapannya
1)        Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan keterampilan penyuluh.
2)        Materi penyuluhan/pesan.
3)        Sarana dan prasarana penyuluhan.
4)        Biaya yang ada.
c.         Keadaan daerah dan kebijaksanaan pemerintah
1)        Musim/iklim.
2)        Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan pertanaman
3)        Perhubungan jalan, listrik dan telepon
4)        Kebijaksanaan pemerintah pusat, daerah dan setempat.
2)   Menetapkan sasaran dengan   menganalisa dari sebagaian besar data dasar tersebut. dalam rangka penyusunan program.
3)   Menetapkan alternatif metode penyuluhan.
4)   Menetapkan metode penyuluhan:
1)      Menentukan lokasi demonstrasi dan siapa diantara sasaran yang bersedia menjadi demonstratornya.
2)      Menetapkan kombinasi metode penyuluhan, dengan pertimbangan-pertimbangan tentang musim, keadaan usaha tani, permasalahan di lapangan, fasilitas, sasaran penyuluhan yang telah dikemukakan terdahulu.
3)      Apabila lebih dari satu metode penyuluhan yang tepilih, maka pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai berikut:
4)      Pengulangan, Misalnya ; kursus tani I diulangi dengan kursus tani II dan seterusnya dengan materi berlanjut.
5)      Urutan, Misalnya ; kursus tani diikuti karyawisata, perlombaan dll
6)      Kombinasi, Misalnya ; pada waktu demonstrasi usahatani sekaligus dilaksanakan lomba antar peserta, dan publikasi hasil.
 
PEREMPUAN NELAYAN
Peran dan partisipasi perempuan dalam menopang kegiatan ekonomi terlihat dari aktifitas perempuan yang bekerja sebagai nelayan dengan melakukan produksi dan distribusi hasil tangkapan berupa kerang sebagai upaya memperkuat kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir yang lemah. Perempuan bekerja sebagai nelayan biasanya disebabkan  karena sumber penghasilan suami dalam keluarga relatif sedikit, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan yang ada. Dengan kata lain, perempuan bekerja sebagai nelayan karena alasan perekonomian khususnya untuk menambah pendapatan keluarga, sehingga pendapatan keluarga dapat terpenuhi. Apabila pendapatan keluarga kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, maka mendorong perempuan untuk bekerja di sektor publik.  
1.        Kegiatan Perempuan Nelayan
Peran perempuan nelayan dalam produksi dan distribusi hasil laut dilakukan  oleh nelayan perempuan mulai dari penangkapan ke laut, pengolahan, sampai pendistribusian. Hal ini disebabkan karena pekerjaan nelayan perempuan di Desa ini merupakan pekerjaan yang telah diwarisi secara turun menurun oleh para perempuan di suatu pedesaan.  Hal ini disebabkan oleh kebutuhan yang semakin kompleks, serta harga kebutuhan yang semakin mahal, ditambah lagi harga kerang yang murah disebabkan oleh penawaran lebih banyak dari permintaan. Proses distribusi yang  tidak langsung juga menyebabkan kerang relatif murah mengakibatkan para perempuan desa ini menjadikan nelayan sebagai pekerjaannya. Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang melatarbelakangi para Perempuan memilih menjadi nelayan, rendahnya pendidikan, kebiasaan, dan warisan orang tua juga merupakan faktor pendorong lainnya, sedangkan faktor penariknya adalah potensi laut yang merupakan faktor produksi yang didapatkan secara gratis dan memiliki sumber daya yang cukup besar.
Dalam kegiatan perikanan laut pada umumnya biasanya pria terlibat terutama pada tahap-tahap produksi (penangkapan hasil laut bisa berupa ikan dan kerang), sementara perempuan hanya  terlibat pada tahap pasca produksi yaitu pengolahan dan pemasaran hasil tangkapan. Pergeseran dalam peran atau pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan di dalam sebuah keluarga dan rumah tangga nelayan mencerminkan perubahan peranan perempuan dalam rumah tangga yang pada awalnya hanya peran reproduksi bergeser dengan penambahan peran yaitu peran produksi.
2.    Masalah dan Potensi Perempuan Nelayan
Jika ditilik lebih jauh, bahwa perempuan nelayan merupakan potensi sosial yang memberikan sumbangan yang besar dalam usaha perikanan dan kelautan serta kesejahteraan keluarga, ada benarnya! Akan tetapi, masih banyak masalah yang menyelimuti kehidupannya. Mereka masih bekerja dalam tekanan dan ketidakadilan jender. Perempuan-perempuan nelayan hanya menjadi buruh nelayan dengan upah rendah, pelayanan kesehatan tidak memadai, tanpa kesejahteraan, rentan terhadap kekerasan, baik dalam lingkungan keluarganya maupun  lingkungan kerja. Persoalan berat lainya adalah mengalami beban ganda, pekerjaan dalam rumah tangga dan sekaligus mencari nafkah.  Dengan kata lain, curahan waktu dan pendapatan atau nilai pekerjaan masih tidak sebanding.
Mengingat masalah dan potensi sosial serta kontribusi perempuan nelayan yang besar itu, semestinya program-program pemberdayaan masyarakat pesisir tidak lagi bias jender.  Pemberdayaan harus memberikan peluang yang adil bagi perempuan nelayan sebagai subjek pembangunan, sehingga upaya optimalisasi peran secara produktif dapat dicapai. Peran perempuan nelayan jangan lagi dipandang sebelah mata, mereka mampu berperan dalam dua fungsi sekaligus, reproduktif/domestik dan produktif/publik.
Bukti suksesnya program-program pembangunan yang melibatkan kaum perempuan adalah program mengentaskan kemiskinan oleh Grameen Bank yang dipelopori Muhammad Yunus. Delta sumbangan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga pada program tersebut sangat besar.  Perempuan mampu melihat jauh ke depan untuk membebaskan diri dan keluarga dari kemiskinan. 
            Namun upaya ini tidaklah mudah dilakukan di Indonesia.  Melihat karakteristik  dan masalah sosial pesisir, pemberdayaan harus dimulai, berkembang dan dikontrol dari pendidikan.  Pendidikan yang diberikan utamanya untuk meningkatkan efisiensi produktifitas modal-insani.  Artinya, kesemuanya untuk meningkatkan kualitas fungsi reproduktif dan produktif perempuan nelayan itu sendiri. Untuk itu, perlu adanya dukungan para pemangku kebijakan dengan penuh kesadaran dan kesungguhan agar program-program pemberdayaan pesisir senantiasa memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
3.    Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keikutsertaan Perempuan Menjadi Nelayan

Perempuan bekerja sebagai nelayan biasanya disebabkan karena sumber penghasilan suami dalam keluarga relative kecil, sehingga tidak mampu mencukupi memenuhi kebutuhan yang ada. Dengan kata lain, perempuan bekerja sebagai nelayan karena alasan perekonomian, khususnya untuk menambah pendapatan keluarga sehingga pendapatan keluarga dapat tercukupi. Apabila pendapatan keluarga kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari, maka hal tersebut yang mendorong perempuan untuk bekerja di sektor publik. Selain itu, ketertarikan perempuan sebagai aktor pelaku kegiatan ekonomi juga ditandai dengan kegiatan yang dilakukan perempuan dalam penguasaan sumber daya laut mulai dari proses produksi dalam hal ini mulai dari penangkapan kerang sampai pengolahan dan pendistribusian hasil tangkapannya ke pasar.
Salah satu penyebab perempuan bekerja di luar rumah tangga dan bertujuan menghasilkan uang adalah untuk menambah penghasilan keluarga. Walaupun masih banyak faktor penyebab lainnya, namun yang paling dominan adalah masalah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup menyebabkan perempuan hidup dengan berperan ganda. Demikian juga halnya dengan posisi perempuan yang bekerja sebagai nelayan di desa  Percut, dilatarbelakangi dengan keadaan ekonomi yang sulit sebagai akibat penghasilan dari  suami selaku kepala rumah tangga tidak mencukupi.
KOMUNIKASI

1.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian informasi tertentu kepada orang atau pihak lain untuk menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan tujuan tertentu.
Komunikasi berasal dr bahasa Latincommunis”, atau “common” dlm bahasa Inggris, yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha utk mencapai kesamaan makna, “commonness” (Bungin, 2011). Melalui komunikasi kita mencoba membagi informasi, ide, gagasan, atau sikap kita dgn org lain. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita sering memiliki makna yg berbeda terhdp lambang yg sama.
2.    Model Komunikasi
Model Komunikas Menurut Tubbs dan Moss:
Ø  Komunikasi Linier, yaitu model komunikasi satu arah (one-way view of communication). Komunikator memberikan suatu Stimulus dan komunikan memberikan respons yg diharapkan tanpa proses seleksi dan interpretasi; sehingga orang lain melakukan apa yg dikehendaki komunikator.
Ø Komunikasi Dua Arah (model interaksional), merupakan kelanjutan dr model linier. Pada model ini, terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) dan ada penerima (receiver) informasi, yg melakukan seleksi, interpretasi, dan memberi respon balik (two-way), maupun proses peredaraan atau perputaran arah (cyclical process), dan setiap partisipan berperan ganda, baik sebagai sender maupun sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya.
Ø Komunikasi Transaksional, hanya dpt dipahami dlm konteks hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih.
Model Komunikasi Antar Manusia menurut Sendjaja, dkk., 2002:
q  Langkah pertama: yg dilakukan sumber adalah ideation, yaitu penciptaan satu gagasan atau seperangkat informasi utk dikomunikasikan.
q Langkah kedua: encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dlm wujud kata-kata, tanda-tanda, atau lambang-lambang yg disengaja (lisan, tertulis, perilaku nonverbal: isyarat, ekspresi wajah, atau gambar-gambar) utk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhdp orang lain.
q Penyampaian pesan yang disandi: encode. Sumber menyampaikan pesan kpd penerima dgn cara berbicara, menulis, menggambar, atau dgn tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini kita mengenal istilah channel (media, perantara: TV, LCD, OHP, kaset video, dll.)
q Langkah keempat, perhatian diarahkan kpd penerima pesan. Jika pesan itu sifatnya lisan, maka penerima perlu menjadi pendengar yg baik. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhdp pesan yg disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci utk melakukan decoding.
q Tahap terakhir: feedback. Umpan balik inilah yg dpt dijadikan landasan utk mengevaluasi efektivitas komunikasi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar