Jumat, 22 November 2013

KEBIASAAN MAKAN DAN CARA MAKAN


I.         PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Ikan sebagai mahluk hidup didalam kehidupannya membutuhkan bahan makanan sebagai sumber energi dan gizi yang diperlukan dalam melakukan aktifitasnya yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan serta reproduksi yang dilakukannya. Pada habitat alaminya yaitu perairan bebas sumber makanan yang diperlukan ikan telah tersedia dengan sendirinya pada kondisi terkait dengan pola rantai makanan yang ada di perairan tersebut.
Ketersediaan pakan di perairan bebas memungkinkan ikan untuk memilih dan mencari sumber makanan yang dibutuhkannya tanpa terbatas ruang dan waktu, sedangkan ikan yang dibudidayakan dalam suatu petakan tambak relatif tidak mempunyai alternatif lain dalam memilih dan mencari sumber makanan karena ruang gerak dan habitatnya dibatasi oleh petakan tambak. Situasi ini mengarahkan ikan dalam suatu kondisi ketergantungan pakan yang di suplai dari luar lingkungannya, karena ketersediaan pakan alami yang ada di dalam perairan tersebut semakin menipis dengan bertambahnya ukuran ikan dan bahkan pada waktu tertentu akan mengakibatkan habisnya pakan alami tersebut.
Besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Dari makanan ini ada beberapa factor yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia (food habits), mudahnya tersedia makanan, lama masa pengambilan dan cara memakan ikan dalam populasi tersebut (feeding habits). Jadi kebiasan makan dan cara memakan ikan itu secara alami bergantung kepada lingkungan tempat ikan itu hidup.
Makanan yang telah digunakan oleh ikan tadi akan mempengaruhi sisa persediaan makanan dan sebaliknya dari makanan yang diambilnya akan mempengaruhi pertumbuhan, kematangan pada bagi tiap- tiap individu ikan ikut serta keberhasilan hidupnya ( survival ). Adanya makanan dalam perarairan selain terpengaruh oleh kondisi biotic lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang kebiasaan makan dan cara makan ikan seperti kebiasaan makan ikan, rantai makanan, kebiasaan cara makan ikan dan spesialisasi kebiasaan makan ikan.
1.2.       Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan cara makan ikan seperti kebiasaan makan ikan, rantai makanan, kebiasaan cara makan ikan dan spesialisasi kebiasaan makan ikan.
Kegunaan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai bahan masukan dan menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa tentang kebiasaan makan dan cara makan ikan seperti kebiasaan makan ikan, rantai makanan, kebiasaan cara makan ikan dan spesialisasi kebiasaan makan ikan.
 1.3.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.             Bagaimana kebiasaan makan ikan !
2.             Bagaimanakah rantai makanan !
3.             Bagaimana kebiasaan cara makan ikan !
4.             Bagaimana spesialisasi kebiasaan makan ikan !

II.           TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Effendie  (2002), makanan merupakan faktor pengendali yang penting dalam menghasilkan sejumlah ikan di suatu perairan, karena merupakan faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan di suatu perairan. Di alam terdapat berbagai jenis makanan yang tersedia bagi ikan dan ikan telah menyesuaikan diri dengan tipe makanan khusus dan telah dikelompokkan secara luas sesuai dengan cara makannya, walaupun dengan macam-macam ukuran dan umur ikan itu sendiri (Nikolsky, 1963)
Kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiah ikan tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk melihat hubungan ekologi di antara organisme di perairan tempat mereka berada, misalnya bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi (Effendie, 1979).
Menurut Moyle dan Chech (1988), ikan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah dan variasi makanannya menjadi euryphagous yaitu ikan yang memakan berbagai jenis makanan; stenophagous yaitu ikan yang memakan makanan yang sedikit jenisnya; dan  monophagous  yaitu ikan yang hanya memakan satu jenis makanan saja.
Menurut Effendie (2002), kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu, tempat dan lebih lanjut, bagaimana cara ikan memperoleh makanannya. Effendie (2002) menambahkan bahwa  faktor-faktor  yang menentukan suatu jenis ikan akan memakan suatu jenis organisme adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna, rasa, tekstur makanan dan selera ikan terhadap makanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh suatu spesies  ikan adalah umur, tempat  dan waktu. Makanan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan suatu organisme dan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan luas persebaran suatu spesies serta dapat mengontrol besarnya suatu populasi. Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang-biak karena adanya energi yang berasal dari makanannya (Nikolsky, 1963).
Sebagai komponen lingkungan, makanan merupakan faktor penentu bagi jumlah populasi, pertumbuhan, dan kondisi ikan di suatu perairan (Lagler, 1961). Effendie (2002) mengatakan bahwa makanan merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan ikan. Kelimpahan makanan di dalam suatu perairan selalu berfluktuasi dan hal ini disebabkan oleh daur hidup, iklim dan kondisi lingkungan (Lagler, 1977). Dengan  mengetahui makanan suatu jenis ikan dapatlah diketahui kedudukan ikan tersebut, apakah sebagai predator atau kompetitor, serta makanan utama dan makanan tambahan ikan tersebut.
Tidak keseluruhan makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi dimakan atau tidaknya suatu zat makanan oleh ikan diantaranya yaitu ukuran makanan ikan, warna makanan dan selera makan ikan terhadap makanan tersebut. Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh ikan tergantung pada kebiasaan makan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan serta kondisi makanan ikan tersebut (Beckman, 1962 dalam Yasidi, 2005).
Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dapat dibedakan atas tiga golongan,  yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora. Namun di alam seringkali ditemukan tumpang tindih yang disebabkan oleh keadaan habitat sekeliling tempat ikan itu hidup (Effendie, 1978).
Dalam pengelompokan ikan berdasarkan makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pamakan tumbuuhan, ikan buas dan ikan pemakan campuran. Berdasarkan jumlah variasi dari makanan yang macamnya sedikit atau sempit dan ikan monophagus yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu jenis saja (Effendie, 1997).
 
III.             PEMBAHASAN
3.1.       Kebiasaan makanan (Food Habits)
Kebiasaan makanan (food habits) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil. Jika untuk pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan kehabiasan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara lain menyebabkan ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar. Ikan yang berhasil mendapatkan makanan yang sesuai dengan mulut, setelah bertambah besar ikan itu akan merubah makanan baik dalam ukuran dan kualitasnya. Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti pola kebiasaan induknya.refleksi perubahan makanan pada waktu kecil sebagai pemakan plankton dan bila dewasa akan mengikuti kebiasaan induknya dapat terlihat pada sisiknya.







Gambar 1. Kebiasaan Makan Ikan
Dalam pengelompokkan ikan berdasarkan makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pemakan tananman, pemakan detritus, ikan buas, dan ikan pemakan campuran. Berdasarkan kepada jumlah variasi dan macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
*             Euryphagic
Euryphagic adalah ikan pemakan bermacam-macam makanan
*             Stenophagic
Stenophagic adalah ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit.
*             Monophagic
Monophagic adalah ikan pemakan makanannya terdiri dari satu macam makanan.
Gambar 2. Pengelompokan Ikan Berdasarkan Variasi Makanannya
Banyak spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam perairan sehubungan dengan musim yagn berlak. Dalam suatu daerah geografis luas untuk suatu spesies ikan yang hidup terpisah-pisah dapat terjadi perbedaan kebiasaan makanannya. Perbedaan ini bukan untuk satu ukuran saja tetapi untuk semua ukuran. Jadi untuk satu spesies ikan dengan ukuran yang sama dalam daerah berbeda, dapat berbeda kebiasaan makanannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas pada spesies ikan yang hidup dalam perairan tawar. Namun dalam suatu perairanpun kalau terjadi perubahan linkungan sehingga menyebabkan perubahan persediaan makanan, ikan akan merubah kebiasaan makanannya. Menurut Bardach ( personal communication, mei 1973 ) pada kultur iakan bandeng di Filipina, dengan mengunakan system kultur yang baru, ikan bandeng tersebut dipaksa memakan plankton lain. Kita mengetahui bahwa makanan ikan bandeng adalah thi air (lablap) yang terdiri dari kelompok ganggang hiojau biru. Di dalam bidang kultur memang sering diadakan pemaksaan perubahan kebiasaan makanan ikan dengan memberi makanan alami lain atau dengan makanan buatan yang cukup mengandung zat-zat kebutuhan tubuh termasuk beberapa vitamin yang diperlukan.
Seperti telah diketemukan bahwa berdasarkan makanannya secari garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivore, karnivor, predator dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataanya banyak sekali “overlap” disebabkan oleh keadaan habitat sekelilingnya dimana ikan itu hidup. Oleh karena itu dalam pemeriksaan untuk menggolongkan ikan berdasarkan kesukaan makanannya memerlukan contoh yang besar diambil dari berbagai macam lokasi. Apabila satu spesies ikan telah di ketahui secara umum kebiasaan makanannya, tetapi ketika diambil dari suatu perairan tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini menunjukkan bahwa habitat itu secara alami tidak sesuai dengan ikan itu.
Banyak sekali penelitian yang menunjukkan walaupun ikan itu sama spesiesnya dan ukurannya, tetapi apabila habitat perairannya sedikit berbeda hasilnya tidak sama. Dengan demikian penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya menjadi sangat relatif. Beberapa faftor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini ialah faktor penyebaran organism sebagai makanan ikan, factor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri serta faktor-faktor yang mempengaruhi perairan.
Gambar 3. Pengelompokan Ikan Berdasarkan Makanannya
Berdasarkan penelitian yang diambil dari bermacam habitat yang berbeda, hasilnya menunjukkan bahwa ikan menduduki posisi rantai makanan yang berbeda untuk tiap habitat. Penyebarabn organisme makanan ikan di dalam suatu komuniti umumnya akan didapatkan bahwa beberapa persen spesies organisme mempunyai jumlah individu banyak. Sedang spesies sisanya berjumlah banyak dengan masing-masing jumlah individu sedikit atau jarng. Penyebaran organisme makanan yang dominan menyebabkan pengambilan makanan itu akan bertambah sedangkan pengambilan osganisme yang lain oleh ikan itu akan menurun. Ketersediaan makanan yang terdapat di perairan dapat diketahui apabila kita menganalisa makanan ikan itu dan membandingkannya dengan makanan yang terdapat dalam perairan.
3.2.       Rantai Makanan
Rantai makanan adalah proses makan-dimakan sehingga tebentuk suatu ikatan antara mangsa dan pemangsa (food chaints). Plankton tumbuh-tumbuhan pada waktu mengadakan fotosintesa, menggunakan CO2 dan air dengan bantuan utama cahaya membuat hidrat arang dan menghasilkan zat asam yang berguna untuk ikan. Dengan demikian plankton dapat memproduksi zat organic dari zat anorganik, maka plankton tersebut dinamakan “penghasil awal”. Organisme yang memakan penhasil awal dinamakan “pemakan awal”. Organisme yang memakan pemakan awal dinamakan “pemakan kedua”. Pemakan kedua akan dimakan pemakan ketiga dan seterusnya. Susunan demikian itu yang dimaksud dengan rantai makanan. Panjang pendeknya rantai makanan bergantung kepada macam, ukuran atau umur ikan. Ikan buas yang besar merupakan pemakan yang tertinggi, akan tetapi akan lebih rendah dari pada organisme pemakan ikan buas tersebut.
Gambar 4. Rantai Makanan
Kolam ikan merupakan contoh yang baik untuk mengetahui rantai makanan dalam keadaan sangat disederhanakan. Disini akan terlihat pola pengelolaan yang direncanakan untuk menyalurkan energi melalui rantai makanan yang diusahakan sependek mungkin. Bila rantai makanan itu semakin panjang maka produksi terakhir yang di capai tidak secepat pada ikan dengan rantai yang pendek.
Kebanyakan para ahli biologi aquatik menyetujui bahwa bakteria dan algae merupakan dasar bagi rantai makanan. Bakteri mengunakan material sisa yang komplek menjadi bentuk yang lebih sederhana. Algae sanggup menggunakan garam-garam anorganik yaitu zat asam arang dan air dengan adanya sinar matahari membentuk zat organik. Akan tetapi rantai makanan dari bakteria ke ikan bukan meruapakan rantai makanan satu seri rantai makanan melainkan bentuknya lebih komplek shingga akan tepat apabila disebut jaring makanan karena terdiri dari berbagai rantai makanan yang saling bertautan.
Menurut Odum dalam Stele (1970) konsep klasik dalam rantai makanan aquatik, bahwa zooplankton dianggap sebagai rantai pertama yang penting untuk pengahasil kedua. Konsep ini berdasarkan penelitian rantai makanan di laut daerah utara dimana tiap tahap tropiknya dapat dengan mudah diikuti. Kedudukan zooplankton bila makin dekat ke daerah pantai makin kurang peranannya. Bahkan di daerah eustuarin, kepentingan phytoplankton menjadi nomor dua. Di daerah pantai yang mempunyai peranan dalam rantai makanan sebagai rantai pertama diantaranya rumput laut daerah pantai (spartina), rumput laut (Thalassia, dsb), makro algae, mangrove dan mikroflora benthik. Ikan sebagai pemakan detritus dari organisme tersebut sebagi energi menggantikan zooplankton sebagai rantai pada herbivore. Beberapa spesies ikan yang telah hidup sebagai pemakan detritus materual tanaman mikro dan makro benthic di daerah pantai adalah ikan bandeng, dan belanak. Ikan pemakan detritus yang biasa hidup di air tawar diantaranya adalah ikan mas, ikan mujair, ikan nila.
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia  transfer dari satu organisme ke organisme lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang bertingkat-tingkat.
Gambar 5. Jaring-Jaring Makanan

3.3.       Kebiasaan Cara makan (Feeding Habits)
Kebiasaan cara makan adalah kapan waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam peraira keruh. Ikan yang menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan pembauan dan persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak.
Gambar 6. Kebiasaan Cara Makan Ikan
Berdasarkan kepada kebisaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang berbeda-beda untuk mengambil makanannya. Letak mulut ada yang inferior (dibawah kepala) seperti dalam golongan Elasmobranchia, Acipencer, Polyodon, dan lain-lain. Mulut yang letaknya terminal (diujung dapan kepala) terdapat kebanyakan ikan. Mulut ikan yang letaknya superior (dibagian atas) terdapat sperti ikan Hyporhamphus. Selain letaknya, mulut ikan bervariasi baik dalam bentuk,besar dan perlengkapan lainnya seperti gigi, alat peraba dan lainnya. Variasi pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang tidak mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil sekali terjadi persaingan interspesifik. Dengan kata lain bahwa spesies tertentu itu mengadakan penyesuaian yang menguntungkan dalam pengambilan makanan terhadpa lingkungannya.
Untuk larva ikan, mata merupakan indera yang penting untuk mencari dan menangkap makanannya. Bila larva menemukan mangsa didepan tubuhnya akan beraksi dengan menggerakkan mata sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. Kemudian ikan menggerakkan tubuh berupa loncatan-loncatan kecil. Bila mangsa sudah dekat yaitu kira-kira 1–2 mm didepan mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya dari posisi badan berbentuk huruf S kemudian menangkap mangsanya. Biasanya mangsa seperti Copepoda tidak akan tingal diam, tetapi mengadakan reaksi. Pergerakan larva merupakan perangsang mangsa mengadakan pergerakan bila mana larva suda mendekat kira-kiar 2–3 mm mangsa akan meloncat sebelum ditangkap. Mangsa Diaptomus dapat mengadakan satu kali loncatan sejauh 5 mm. Mangsa yang sudah meloncat biasanya masih dalam jarak penglihatan larva. Persentase sukses pengambilan mangsa oleh larva bergantung pada kepadatan mangsa yaitu berkisar 20%.
Ikan pemakan mempunyai mulut relative kecil dan umumnya tidak ditonjolkan ke luar. Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton yang di makan. Plankton yang masuk ke dalam mulut bersama-sama air. Plankton akan tinggal dalam mulut sedangkan airnya akan melalui celah insang. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat pencernaan tidak mempunyai lambung seperti pada ikan buas dan usus pemakan plankton relative panjang tetapi tidak dilengkapi dengan perlengkapan sempurna untuk mencerna. Ikan pemakan plankton kalu makan ada yang suka membentuk suatu kelompok dan mencari kelompok plankton yang padat. Bila mereka menemukan yang dapat mereka makan dengan intensif dan lebih cepat dari pada makan ikan yang makannya terisolir. Sebaliknya ikan pemakan benthos dan ikan buas makanannya kurang intensif kalua mereka berkelompok tetapi makan lebih intensif kalau terisolir.
Ikan pemakan dasar pada waktu mencari makanan mengunakan sungut untuk meraba dasar perairan. Persentuhan sungut dengan mangsa atau makanannya akan menggerakkan mulut untuk mengambil mangsa. Kebanyakan makanan yang diambil terdiri dari invertebrata. Mulut pemakan dasar ada yang dilengkapi dengan gigi halus yang memenuhi ruang atas dan bawah, tetapi ada pula yang tidak dilengkapi dengan gigi seperti yang terdapat pada ikan. Ikan mas yang sudah tua dan besar akan merubah kebiasaan makanannya dari pemakan dasar menjadi pemakan rumput.
Umumnya ikan buas mencari mangsa mengunakan mata. Ikan buas aktif mencari makanan dengan berenang kian kemari, tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu mangsa di suatu tempat yang terlindung. Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas yang suka berkelompok jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil mangsa tersebut secara intensif dan cepat jika dibandingka dengan ikan yang terisolir. Tetapi hal ini bergantung pada distribusi dan konsentrasi makanantadi. Kadang-kadang ikan buas mengalami kesukaran menghadapi mangsa yang bergerombol karena mangsa tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun yang terlepas. Kalau kelompok ikan tadi dalam keadaan terpencar maka ikan predator akan makan secara intensif.
Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa yang dinamakan Feeding Periodicity masa aktif ikan untuk mencari makanan selama 24 jam. Bergantung kepada ikannya feeding periodicity ada yang satu ada yang dua kali. Lamanya ada yang satu jam atau dua jam bahkan ada yng terus menerus. Pada ikan buas yang memakan mangsa yang ukuran besar interval pengambilan makanannya mungkin lebih dari satu hari. Feeding periodicity ikan nocturnal aktif pada malam hari dimulai dari matahari terbenam sampai pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari. Feeding periodicity ini berhubungan dengan suplay makanan juga dengan musim. Kalau kondisi lingkungan menjadi buruk feeding periodicity dapat berubah, bahkan dapat menyebabkan terhentinya pengambilan makanan.
3.4.       Spesialisasi Kebiasaan Makanan
Aktifitas mencari makan pada ikan pada alam bebas merupakan pekerjaan harian yang rutin dimana makanan tadi diketahui oleh ikan dengan cara penglihatan, perabaan, pembauan. Makanan yang tersedia di alam dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat diketahui dengan mengambil contoh makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar diet harien yang diambil ikan berbagi umur dan ukuran. Dalam mempelajari tentang kebiasaan, kesukaan dan macam-macam makanan ikan harus menyertakan pertimbangan terhadap morfologi fungsional dari tengkorak, rahang dan alat pencernaan ikan tersebut. Dengan memprtingkan hal-hal tersebut dapat diketahui gizi alami dan pembatas-pembatas kebiasaan makanan yang mungkin timbul. Ikan tanpa struktur mulut untuk menghisap lumpur tidak akan mendapatkan makanan di bawah batubatu besar padahal makanan disitu cukup banyak.
Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ikan sering kali di hubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologi dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya. Jadi ikan herbivore secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan, oleh karena itu ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang lambat dicerna. Ikan herbivore ini harus dapat mengekstraksi nutrient melalui ususnya yang panjang. Jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan yang sudah dicerna. Secara kontras ikan karnivor mempunyai usus yang lebih pendek khusus.
Beberapa garis besar gross morfologi usus macam-macam ikan yang berbeda kebiasaan makanannya yaitu:
v  Ikan Herbivore
Ikan herbivore tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut dapat menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaiut bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekresikan asam, mudah mengembang, terdapat dibagian muka alat pencernaan makanannya). Ususnya panjang berliku-liku dan dindingnya tipis.
v  Ikan Karnivore
Ikan karnivore mempunyai gigi untuk menyergap, menahan dan merobek mangsa dan jari-jari tapis ingsangnya menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut dan mengilas mangsa. Punya lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.
v  Ikan Omnivore
Ikan omnivore mempunyai system pencernaan antara bentuk herbivore dan karnivor.
Pengelompokan ikan berdasarkan kepada macam makanannya telah dikenal yaitu sebagai ikan pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan detritus, pemakan insecta, pemakan bangkai,ikan buas dan ikan pemakan campuran. Namun banyak ikan yang mempunyai daya untuk menyesuaikan diridengan keadaan lingkunganya dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya.
Salah satu contoh ikan yang mempunyai keistimewaan khusus dalam kebiasaan makanannya dan mencari makanan terdapat pada ikan mas. Ikan ini mencari makan dengan cara menghisap dengan mulut yang dapat dijulurkan dengan mudah. Mulutnya terminal dan tidak mempunyai gigi. Sebagai ganti gigi dan lambung ikan ini mempunyai gigi pharynx untuk mengerus. Dilihat dari segi spesialisasi makanannya, maka ikan ini adalah ikan omnivore euryphagus dan sebagai pemakan yang oportunistik di dalam suatu daerah ekologi yang bermacam-macam. Di daerah musim empat, pada waktu musim dingin makanan bagian terbesarnya adlah makanan yang pada waktu musim panas terbawa dengan makanan lainnya.
IV.        PENUTUP
4.1.       Kesimpulan
Berdasarkan dari latar belakang dan pembahasan tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.        Kebiasaan makanan (food habits) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil.
2.        Rantai makanan adalah proses makan-dimakan sehingga tebentuk suatu ikatan antara mangsa dan pemangsa (food chaints). Plankton tumbuh-tumbuhan pada waktu mengadakan fotosintesa, menggunakan CO2 dan air dengan bantuan utama cahaya membuat hidrat arang dan menghasilkan zat asam yang berguna untuk ikan.
3.        Kebiasaan cara makan adalah kapan waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam peraira keruh.
4.        Pengelompokan ikan berdasarkan kepada macam makanannya telah dikenal yaitu sebagai ikan pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan detritus, pemakan insecta, pemakan bangkai,ikan buas dan ikan pemakan campuran.
 4.2.       Saran
Saran yang dapat saya ajukan dalam tugas makalah ini yaitu pada teman-teman yang diberi tugas harus dikerjakan sebaik mungkin dan saling kerja samanya sehingga dalam pembuatan makalah dapat diselesaikan dengan tepat serta sesuai yang diharapkan. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis mengarapkan tugas ini bisa dibaca atau mencari referensi lain untuk melengkapi.
 
DAFTAR PUSTAKA
Beckman, W.C. 1962. The frehwater fishes of Syria and their general biology and management. FAO Fish. Biol. Tech. Pap. No.8, Rome.

Effendie, 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Bogor. Indonesia.

Effendie, M. I. 1978, 2002  Biologi Perikanan. Bagian I. Studi Natural Histori. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.

Lagler, K.F., J.E Bardach, R.H. Miller and D.R.M. Passino. 1977. Ichthiology. Second edition.John Wiley and Sons Inc., Toronto, Canada.545 p.

Lagler, K.F. 1961. Freshwater Fishery Biology. Second edition. WM. C. Brown Company, Dubuque, lowa.545 p.

Moyle, P.B. & J.J. Cech. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second Edition. Prentice Hall, New Jersey.

Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press, London, 352 p.

Saanin, H, 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Binatjipta. Bandung.

Ward, H. B. and G.C. Whipple. 1959. Freshwater Biology. Ed. By  W.T. Edmondson. John Wiley and Sons Inc. New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar