I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan kaya akan alam serta manusianya yang memiliki suku yang beraneka ragam serta hewan-hewannya yang begitu banyak dan beragam. Namun demikian ada sebagian manusia atau mahluk hidup lainnya yang memiliki pola pikir atau tingkah laku untuk mendominasi suatu daerah atau perairan tesrebut. Ini disebabkan kebutuhan ekonomi serta timbulnya rasa egoisme terhadap suatu individu tersebut. Khusus pada daerah perairan yang memiliki makanan yang banyak serta kehidupan yang ekstrim ada suatu jenis spesies yang ingin mengambil secara paksa dari makanan tersebut atau tempat tinggal dengan menggunakan cara-cara yang membuat spesies lainnya menjadi takut dan tidak berani untuk melawan.
Dengan demikian maka dapat menimbulkan ketidakteraturnya kehidupan yang ada di suatu perairan tersebut. Terdapat berbagai perhitungan yang dilakukan untuk melakukan kesimpulan apakah dalam suatu perairan terdapat suatu organisme yang mendominasi suatu perairan tersebut. Perhitungan ini biasa disebut dengan indeks dominansi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu bagaimana cara mengetahui suatu spesies mendominasi suau perairan atau tidak?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yang dibuat adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui organisme yang dominan dalam suau perairan dengan menggunakan indeks dominansi.
2. Untuk mengatgaui cara menetralisir suatu organisme yang mendominansi suatu perairan.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan renungan bersama akibat timbulnya suatu organisme untuk mendominasi suatu perairan.
2. Sebagai media untuk mengetahui upaya-upaya yan dilakukan agar organisme tersebut tidak mendominasi suatu perairan lagi
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Dominansi
Dominansi merupakan suatu bentuk penguasaan dalam suatu perairan untuk mendapatkan makanan maupun tempat tinggal yang layak serta bertahan cukup lama (Sediadi, 2004).
Untuk mengetahui apakah suatu jenis organisme yang mendominasi suatu perairan dapat menggunakan indeks dominansi (Odum, 1971).
Secara umum rumus dominansi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
Jumlah bidang dasar suatu jenis
Dominansi =
Luas contoh
Dominansi dari suatu jenis
Dominansi relatif/DR (%) = x 100%
Dominansi seluruh jenis
Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan jenis-jenis yang dominan. Jenis dominan merupakan jenis yang mempunyai nilai penting tertinggi di dalam tipe vegetasi yang bersangkutan (Samingan, 1979).
B. Indeks Dominansi
Indeks dominansi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai jenis ikan yang mendominasi pada suatu komunitas pada tiap habitat indeks dominansi yang dikemukakan oleh Simpson yaitu (Ludwig dan Reynold, 1988):
S
C = S Pi2
i=l
Dengan C = Indeks dominansi Simpson
S = Jumlah jenis (spesies)
ni = jumlah total individu jenis larva i
N = jumlah seluruh individu dalam total n
Pi=ni/N = sebagai proporsi jenis ke-i
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikandominansi spesies ikan yaitu:
Mendekati 0 = indeks semakin rendah atau dominansi oleh satu spesies ikan.
Mendekati 1 = indeks besar atau cenderung dominansi oleh beberapa spesies ikan (Odum, 1971).
Sedangkan menurut Odum (1994) nilai indeks dominansi berkisar antara 0 – 1 dan jika nilai indeks mendekati atau bernilai 1, maka perairan didominasi oleh spesies tertentu dan sebaliknya. Nilai dominansi phytoplankton 0,334 – 0,356 dan zooplankton 0,156 – 0,500 ini menunjukkan bahwa rata-rata tidak terjadi dominansi spesies.
Indeks keanekaragaman dan dominansi digunakan untuk mengetahui pengaruh kualitas lingkungan terhadap komunitas larva ikan. Pengaruh kualitas lingkungan terhadap kelimpahan ikan selalu berbeda-beda tergantung pada jenis ikan, karena tiap jenis ikan memiliki adaptasi dan toleransi yang berbeda terhadap habitatnya. Indeks tersebut digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih rinci tentang komunitas ikan (Anwar, 2011).
C. Beberapa Spesies Biasa Mendominasi suatu Perairan
Menurut Dahuri, dkk. (2008) yang menyatakan bahwa kelompok produser terbesar di perairan pesisir hampir didominasi oleh jenis diatom dan dinoflagellata, disusul oleh jenis mikroflagellata. Miikroflagellata ini merupakan campuran berbagai jasad renik yang tidak jelas taksonominya dan sebelumnya dikelompokkan kedalam phytomastigina atau flagellate tumbuhan. Untuk perairan-perairan pesisir di daerah beriklim kutub dan sedang, kelompok produser ini sering kali didominasi oleh jenis diatom, sedangkan perairan-perairan pesisir didaerah beriklim sub tropic dan tropik didominasi oleh jenis dinoflagellata. Dinoflagellata ini merupakan jasad serba bias. Sebagian besar dinoflagellata tidak hanya berfungsi sebagai ototrof tetapi juga berfunsi sebagai saprotrof dan fototrof fakultatif. Beberapa jenis dinoflagelata menghasilkan racun. Apabila spesies-spesies ini mengalami peledakan populasi maka permukaan laut akan Nampak berwarna merah. Keadaan ini disebut dengan Red tide yang dapat mengakibatkan kematian ikan secara massal.
III. PEMBAHASAN
Dominansi merupakan suatu perebutan hak yang dilakukan untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal. Dalam suatu perairan yang biasa mendominasi suatu perairan adalah organisme fitoplankton oleh karena itu biasa terjadi fenomena blooming plankton. Ini akibatkan oleh aktivitas pembuangan dilaut oleh manusia sehingga dengan meningkatnya nutrient maka meningkat pulalah fitoplankton tersebut dengan berkembang biak secara pesat dan tak terkendali.
Contoh yang bias kita lihat pada table berikut :
No. | Hasil Analisis | St. 1 | St. 2 | St. 3 |
1. | Jumlah Taksa | 8 | 4 | 3 |
2. | Kelimpahan (Ind/m2) | 746 | 168 | 298 |
3. | Indeks Diversity (H’) | 1,969 | 1,149 | 0,868 |
4. | Indeks Keseragaman (E) | 0,947 | 0,829 | 0,790 |
5 | Indeks Dominasi (D) | 0,156 | 0,383 | 0,500 |
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Perikanan UNPAR Tahun 2003.
Dari analisis diatas maka dapat diketahui bahwa nilai indeks dominansi berkisar antara 0 – 1 dan jika nilai indeks mendekati atau bernilai 1, maka perairan didominasi oleh spesies tertentu dan sebaliknya. Nilai dominansi phytoplankton 0,156 – 0,500 ini menunjukkan bahwa rata-rata tidak terjadi dominansi spesies.
Cara mengatasi terjadi dominansi suatu organisme di suau perairan ialah dengan cara melakukan suatu pembersihan terhadap sampah-sampah disuatu perairan serta melakukan aksi cinta perairan sehingga masyarakat akan sadar bahwa apabila disuatu perairan menjadi tempat pembuangan samaph maka akan berdampak kembali pada diri sendirinya.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam suatu perairan yang biasa mendominasi suatu perairan adalah organisme fitoplankton oleh karena itu biasa terjadi fenomena blooming plankton. Ini akibatkan oleh aktivitas pembuangan dilaut oleh manusia sehingga dengan meningkatnya nutrient maka meningkat pulalah fitoplankton tersebut dengan berkembang biak secara pesat dan tak terkendali.
2. Cara mengatasi terjadi dominansi suatu organisme di suau perairan ialah dengan cara melakukan suatu pembersihan terhadap sampah-sampah disuatu perairan serta melakukan aksi cinta perairan sehingga masyarakat akan sadar bahwa apabila disuatu perairan menjadi tempat pembuangan samaph maka akan berdampak kembali pada diri sendirinya.
B. Saran
Adapun saran yang ingin saya sampaikan pada makalah ini ialah diharapkan pada setiap insan masyarakat untuk menyadari akan pentingnya kehidupan suatu perairan sehingga apabila disentuh atau ganggu maka akn menyebabkan kerancuan yang bisa menyebabkan hilangnya suatu komoditas terhadap suatu perairan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Nurmila, 2011. Pedoman inventarisasi flora dan ekosistem. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam, Bogor.
Dahuri, Rokhmin, Jacub Rais, Sapta Putra Gintung dan Sitepu, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramitha. Jakarta.
Ludwig dan Reynold, 1988. Polychaetes and allies:the Southern synthesis. Fauna of Australia. Polychaeta, Myzostomida, Pogonophora, Echiura, Sipuncula. Melbourne: CSIRO.
Odum, E.P, 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Sounders Company. Philadelphia.
_________,1994. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Samingan, T. 1979. Beberapa catatan tentang vegetasi di daerah pasang surut Sumatera Selatan. Proceed. SimposiumNasional III Pengembangan daerah pasang surut di Indonesia. Dirjen Pengairan. Departemen Pekerjaan Umum-Institut Pertanian Bogor.
Sediadi, 2004. Keanekaragaman, Pola Penyebaran dan Ciri-ciri Substrat Cacing Laut (Polychaeta) di Perairan Pantai Timur Lampung Selatan. [Thesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
hmmmmm gimana yaaaaaa susah banget mempelajari eksak apalgi ngitung2 gini
BalasHapussebenarnya sih itu tergantung dari orangnya siiihhh, kalau orang tersebut senang menerima tantangan seperti pelajaran eksakta yang butuh kerja keras serta kesabaran tuk mendapatkan hasil yang sesuai, ada juga orang tidak terlalu suka yang eksak melainkan hanya mempelajari fenomena yang terjado di alam serta di dalam masyarakat...!!! ya kurang lebih begitu deh....!!! by the way thanks udah komen di blog saya...!!!
Hapus